Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

image-gnews
Mr. Assaat gelar Datuk Mudo adalah seorang politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia. wikipedia.org
Mr. Assaat gelar Datuk Mudo adalah seorang politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 18 September 1904, kelahiran salah seorang tokoh penting dalam sejarah Republik Indonesia ini, namanya Mr Assaat. Tak banyak yang tahu, ia merupakan memangku jabatan Presiden RI yang selama dua tahun, 1949 hingga 1950.

Meskipun namanya tidak tercatat secara resmi dalam sejarah sebagai Presiden RI, perannya sebagai pemangku jabatan Presiden pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS) sangat penting. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali oleh Belanda karena kondisi kekosongan pemerintahan setelah Agresi Militer Belanda II, dan ditangkannya Bung Karno dan Bung Hatta.

Selama menjadi acting Presiden, Mr Assaat bergelar datuk mudo ini hidup secara sederhana dan tidak pernah mau dipanggil dengan sebutan ‘Yang Mulia Paduka’. Ia juga berjasa dalam menandatangani pendirian Universitas Gadjah Mada atau UGM.

Pengembalian jabatan presiden RI dari Assaat kepada Sukarno terjadi pada 15 Agustus 1950. Setelahnya, Mr Assaat sempat menduduki jabatan Anggota Parlemen dan Menteri Dalam Negeri Kabinet Natsir.

Profil Mr. Assaat

Nama lengkapnya adalah Mr. Assaat, yang juga dikenal dengan gelar Datuk Mudo. Ia lahir pada tanggal 18 September 1904 di Agam Dalam, Sumatera Barat. 

Ia merupakan pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia.

Mr Assaat memegang peran penting sebagai pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia dalam periode Republik Indonesia Serikat (RIS) selama kurang lebih sembilan bulan dari tahun 1949 hingga 1950.

Mr. Assaat menjabat sebagai pemangku jabatan Presiden karena konstitusi saat itu menunjuk Ketua Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) sebagai pengganti Presiden dan Wakil Presiden jika keduanya berhalangan memimpin. 

Ketika Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta menjadi pemimpin RIS, terjadi kekosongan dalam kepemimpinan Republik Indonesia. Kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 15 Agustus 1950.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peran Aktif dalam Pergerakan Pemuda

Sebelum memasuki dunia politik, Mr. Assaat memiliki latar belakang pendidikan hukum. Ia menempuh pendidikan di Rechts Hoge School (RHS) di Belanda, di mana ia mendapatkan gelar Mr. (Meester in de Rechten) atau Sarjana Hukum.

Mr. Assaat aktif sebagai anggota organisasi pergerakan pemuda selama masa studinya. Meskipun Belanda mengetahuinya dan pihak sekolah tidak meluluskannya, hal ini tidak menghalanginya untuk terus berperan dalam pergerakan pemuda.

Selama masa tugasnya sebagai pemangku jabatan Presiden RI, Mr. Assaat juga memiliki kontribusi penting dalam pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. 

Bambang Purwanto, seorang akademisi, menyatakan, "Menghilangkan Assaat dari realitas sejarah kepresidenan Republik Indonesia sama saja dengan tidak mengakui Universitas Gadjah Mada sebagai universitas negeri pertama yang didirikan oleh Republik Indonesia."

Seiring berjalannya waktu, nama Mr. Assaat terlupakan dalam narasi sejarah Indonesia. Kendati memiliki peran penting dalam periode yang krusial bagi negara ini, dia kerap dilupakan dalam konteks pemimpin nasional.

Pada 16 Juni 1976, Acting Presiden RI Mr Assaatt meninggal di rumahnya yang sederhana di Warung Jati, Jakarta Selatan dalam usia 72 tahun. Tak banyak yang tahu, anak Agam Dalam ini pernah memangku jabatan Presiden RI.

M RAFI AZHARI  | TIM TEMPO.CO

Pilihan Editor: 2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih Peringkat Dua Kampus Terbaik Indonesia Versi THE WUR 2024, Unggul di Indikator Industri

16 jam lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
UGM Raih Peringkat Dua Kampus Terbaik Indonesia Versi THE WUR 2024, Unggul di Indikator Industri

Pada pemeringkatan kali ini, UGM memperoleh skor keseluruhan sebesar 26,91.


Guntur Usul Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP, Hasto: Arus Bawah Masih Tempatkan Ibu Mega sebagai Pengikat

23 jam lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDI Perjuangan Muhammad Prananda Prabowo (kiri) dan  Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan) saat tiba untuk menghadiri Rakernas II PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Juni 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Guntur Usul Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP, Hasto: Arus Bawah Masih Tempatkan Ibu Mega sebagai Pengikat

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan arus bawah masih menempatkan Megawati sebagai pengikat partai.


Pasca Peristiwa G30S 1965, Apa Langkah Sukarno, Soeharto, DN Aidit, dan Pemimpin Rusia Leonid Brezhnev?

1 hari lalu

Diorama adegan saat anggota PKI menyiksa dan menawan Mayjen S Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Sutoyo dan Lettu Pierre Tendean di dalam Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menjelang peringatan G30S, monumen ini akan ramai dikunjungi warga. TEMPO/Subekti.
Pasca Peristiwa G30S 1965, Apa Langkah Sukarno, Soeharto, DN Aidit, dan Pemimpin Rusia Leonid Brezhnev?

Setelah peristiwa G30S 1965, dalam situai tak menentu, apa langkah yang dilakukan Presiden Sukarno, Mayjen Soeharto dan pemimpin PKI DN Aidit?


Hari Kesaktian Pancasila Bukan Hari Lahir Pancasila

2 hari lalu

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Hari Kesaktian Pancasila Bukan Hari Lahir Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila tidak sama, simak perbedaan keduanya


Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

2 hari lalu

Koes Bersaudara. YouTube
Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

Pada era orde lama dan orde baru tetapkan beberapa larangan untuk anak muda seperti musik ngak ngik ngok, rambut gondrong, dan celana ketat.


Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 hari lalu

Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri saat mengjadiri Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. TEMPO/Han Revanda Putra
Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.


Megawati Cerita Tak Bisa Kuliah karena Anak Bung Karno

3 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Ketua DPP PDI Perjuangan Prananda Prabowo berfoto bersama dengan para awak wartawan yang meliput pada acara penutupan Rakernas IV PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu, 1 Oktober 2023. Rakernas IV PDI Perjuangan itu menghasilkan 9 rekomendasi soal kedaulatan pangan dan 8 rekomendasi pemenangan Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Megawati Cerita Tak Bisa Kuliah karena Anak Bung Karno

Megawati Soekarnoputri menceritakan ihwal dia dan saudara-saudaranya yang tak bisa berkuliah karena merupakan anak dari presiden pertama RI, Sukarno.


Profil Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo, Menteri Kemakmuran dan Rektor Universitas Indonesia Pertama

3 hari lalu

Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo. Wikipedia
Profil Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo, Menteri Kemakmuran dan Rektor Universitas Indonesia Pertama

Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo Menteri Kemakmuran yang membawahi kementerian pertanian kabinet pertama RI. Ia Rektor pertama Universitas Indonesia.


Hasto Sebut Hari Terakhir Rakernas IV PDIP Bahas Pemenangan Ganjar

3 hari lalu

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat memamerkan Mobil Bioskop PDIP di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat 29 September 2023. ANTARA/HO-PDIP
Hasto Sebut Hari Terakhir Rakernas IV PDIP Bahas Pemenangan Ganjar

Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan hari terakhir Rakernas IV PDIP diawali dengan pembahasan tentang pemenangan Pilpres 2024.


Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

4 hari lalu

DN Aidit saat memberikan sambutan pada ulang tahun ke-5 Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische Einheitspartei Deutschlands) di Berlin (1958). wikipedia. org
Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

Angkatan Kelima salah pencetus terjadinya Peristiwa G30S 1965? Ternyata ada angkatan kelima versi DN Aidit dan Sukarno.