TEMPO.CO, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpendapat tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kemajuan teknologi. Ia menilai Indonesia perlu bersiap diri untuk perubahan yang begitu cepat.
Jokowi menyinggung soal ini dalam pidatonya di Institut Pertanian Bogor pada Jumat, 15 September 2023, mengenai krisis pangan. Dia menyebut salah satu solusi dalam mengatasi tantangan pangan adalah intervensi teknologi maju seperti artificial intelligence, big data, robotics system, bioteknologi, dan lain sebagainya.
“Jangan alergi dengan teknologi, jangan hindari perubahan teknologi, jangan takut dengan mesin cerdas, dengan Kecerdasan Buatan (AI),” kata Jokowi dalam orasinya di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB.
Presiden menyinggung di dalam pertemuan tingkat tinggi yang ia hadiri, negara-negara anggota dalam G7, G20, hingga ASEAN takut dengan kecerdasan buatan. Sebab, belum ada regulasi atau aturan main yang ada, sementara AI itu sendiri terus maju.
Kemajuan pesat dalam AI seperti ChatGPT, OpenAI, yang didukung Microsoft, mempersulit upaya negara-negara untuk menyetujui undang-undang yang mengatur penggunaan teknologi tersebut. Sejumlah negara telah melangkah maju dalam wacana pengaturan AI.
Indonesia belum memiliki peraturan khusus mengenai penggunaan teknologi kecerdasaran buatan. Jokowi, dalam pidatonya di IPB, hanya menyebut Indonesia harus mengantisipasi, tanpa mengelaborasi lebih lanjut.
“Teknologi tak akan bisa mengalahkan manusia, mesin hanya punya chip, manusia punya hati, punya rasa,” ujar Jokowi.
Pilihan Editor: Diperiksa di Kasus Judi Online, Wulan Guritno Puji Penyidik Profesional