Wahyu menyebut cara kerja sindikat kasus narkoba jaringan internasional Fredy Pratama sangat rapi, terstruktur, dan terorganisir. Ia menyatakan bahwa setiap anggota sindikat memiliki tugasnya masing-masing. Misalnya, beberapa orang ditugaskan untuk membuat identitas palsu dan yang lain hanya mengambil uang.
Di samping itu cara kerja sindikat lainnya juga sulit dilacak, yaitu menggunakan aplikasi komunikasi yang tidak biasa digunakan oleh masyarakat umum. Menurut Wahyu, aplikasi seperti Wire dan Blackberry Messenger (BBM) adalah contoh aplikasi yang digunakan oleh sindikat Fredy Pratama yang sangat terorganisir dan terstruktur.
Fredy sudah jadi buronan nyaris 1 dekade
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Mukti Juharsa, mengatakan Fredy merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dia menyatakan bahwa Fredy sudah beroperasi selama sekitar satu dekade terakhir. Bareskrim bahkan telah menetapkan Fredy sebagai buronan sejak 2014.
Dia menduga Fredy telah melakukan operasi plastik untuk menghindar dari buruan polisi. Selain itu, Fredy juga diduga memiliki banyak dokumen identitas palsu untuk mengelabui petugas.
"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajahnya. Ya mau operasi plastik, kami tidak tahu, dia mengubah identitasnya," kata Mukti. "Jadi, 39 orang ini lengkap perannya. Tinggal tangkap dedengkotnya aja, Fredy Pratama."
Fredy Pratama mendapatkan julukan Escobar Indonesia tak lain karena sepak terjangnya sebagai bandar narkoba besar dan juga jaringannya yang rapi. Escobar sendiri mengacu pada gembong narkoba asal Kolombia, Pablo Escobar. Dia adalah Kartel Medellin yang beroperasi pada era 1980 hingga 1990-an di Amerika Selatan. Escobar disebut sebagai otak dari penyelundupan dan perdagangan kokain terbesar di Amerika Serikat.
EKA YUDHA SAPUTRA | GUSTI AYU PUTU PUSPASARI | FEBRIYAN