TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, mengatakan prajurit TNI siap melakukan penjemputan setelah pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens dibebaskan oleh Organisasi Papua Merdeka atau OPM.
“Selalu siap (melakukan penjemputan), di semua lokasi,” kata Julius soal rencana penjemputan saat dihubungi Tempo, Jumat, 8 September 2023.
Sehari sebelumnya, Julius menyampaikan akan ada kabar baik dalam beberapa hari ke depan terkait operasi penyelamatan Philips. Namun Julius tidak membeberkan lebih jauh apa kabar baik yang dimaksud.
"Tapi saya harapkan beberapa hari ini akan keluar berita terbaru yang akan membahagiakan kita semua," kata Julius di Mabes TNI Posko, Jalan Medan Medeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 7 September 2023.
Sementara itu Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan posisi terakhir Egianus Kogoya telah diketahui. Namun Benny mengatakan, informasi terbaru perihal keberadaan Kapten Philip belum diterima. "Masih menunggu kabar. Posisi keberadaan Egianus memang sudah terlacak pada Selasa, 5 September lalu," ujarnya.
Benny menolak mengungkapkan posisi Egianus dengan alasan rahasia operasi penyelamatan.
Sumber yang diwawancarai Koran Tempo dari aparat gabungan mengatakan, mereka telah sampai pada dua indikasi kondisi terbaru Kapten Philip. Pertama, menurut sumber yang bertugas dalam operasi pembebasan, Kapten Philip telah pulang ke negaranya atau mungkin telah terbunuh. "Posisi Egianus Kogoya, Panglima TNPB OPM, sudah bisa dipastikan, namun tidak dengan Philip," ujar sumber itu, seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Sabtu, 9 September 2023.
Sumber itu mengatakan indikasi ini berasal pada asumsi biasanya di mana ada Philips, pasti ada Egianus. Namun pelacakan terbaru oleh pasukan gabungan, keberadaan Philips belum terdeteksi. Selain itu, sumber ini mengatakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sudah lama tidak mengirim video Philips.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Shandi Nugroho memastikan bahwa Kapten Philip masih hidup dan dalam keadaan sehat. "Info terakhir seperti itu (masih sehat)," ujarnya saat dihubungi kemarin.
Adapun Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan kemungkinan besar Philips masih hidup. Namun ia tidak bisa memastikan apakah Philips sudah lepas dari penguasaan Egianus.
“Masih hidup sepertinya,” kata Frits kepada Tempo, Sabtu, 9 September 2023.
Kapten Philip disandera Tentara Pembebasan Papua Barat pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Pada 26 Mei lalu, Tentara Pembebasan Papua Barat merilis tayangan video yang menunjukkan kondisi Kapten Philip. Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu menyebutkan bahwa Tentara Pembebasan Papua Barat akan menembaknya jika tidak ada negosiasi dalam dua bulan. Namun Egianus mengurungkan niatnya.
Frits Ramandey mengatakan Egianus Kogoya menjamin keselamatan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens dalam penyanderaan. Ia mengatakan jaminan Kogoya atas keselamatan Philips diperoleh dari hasil pemantauan Komnas HAM Papua sejak 7 April 2023. Menurut Frits, dia diminta melakukan pemantauan oleh juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom terhadap Philips.
“Egianus sebagai pihak yang melakukan penyanderaan itu memberi jaminan,” kata Frits kepada Tempo, Kamis, 3 Agustus 2023.
Frits mengatakan selama pemantauan pihaknya telah melakukan upaya negosiasi, setidaknya meminta kepada OPM mempublikasikan kondisi Philips. Negosiasi itu dilakukan Komnas HAM Papua melalui juru bicara dan kurir. Negosiasi berhasil. Sejak saat itu Egianus menyebarkan video-video terkait kondisi Philips.
Pilihan Editor: Polisi Tetapkan 7 Warga Pulau Rempang sebagai Tersangka, Dari Nelayan hingga Petani
EKA YUDHA SAPUTRA | JIHAN RISTIYANTI