INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung pengembangan perdagangan karbon di Indonesia. Pernyataan ini mengemuka saat bertemu Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) yang akan menggelar Carbon Digital Conference 2023 pada 8-10 November 2023 di Bali.
Menurut Bamsoet, pengembangan perdagangan karbon bisa meningkatkan pendapatan antar penduduk di berbagai provinsi melalui penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan. Seperti konservasi dan reboisasi, pertanian berkelanjutan, dan ekowisata.
“Carbon Digital Conference juga menjadi ruang bagi pelaku startup teknologi iklim untuk menunjukan kehebatan mereka melakukan disruptif dalam industri ramah lingkungan," ujar Bamsoet usai menerima Pengurus IDCTA, di Jakarta, Selasa, 5 September 2023.
Pengurus IDCTA yang hadir antara lain, Ketua Umum Riza Suarga, Wakil ketua Umum Poempida Hidayatulloh, serta Bendahara Umum Muh Muthowali Kuntjoro.
Bamsoet juga mengajak para pelaku usaha memanfaatkan Perpres No.98/2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Hal ini sebagai dukungan kepada pemerintah yang mengupayakan Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, maupun Nationally Determined Contribution (NDC) berupa penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
"Sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara penggerak yang melakukan penanggulangan perubahan iklim berbasis pasar di tingkat global menuju pemulihan ekonomi berkelanjutan," tutur Bamsoet.
Ia menambahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memprediksi potensi perdagangan karbon di Indonesia mencapai Rp350 triliun, karena Indonesia mampu menyerap sekitar 113,18 gigaton karbon. Diperoleh dari luasnya hutan hujan tropis yang merupakan terbesar ketiga dunia dengan luas area 125,9 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon sebesar 25,18 miliar ton.
"Serta luas hutan mangrove mencapai 3,31 juta hektar yang mampu menyerap emisi karbon sekitar 950 ton karbon per hektare atau setara 33 miliar karbon untuk seluruh hutan mangrove, ditambah lahan gambut terluas di dunia dengan area 7,5 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon mencapai sekitar 55 miliar ton," kata dia. (*)