INFO NAISIONAL - Terbilang tidak banyak mahasiswa doktoral yang bisa mencapai kelulusan dengan predikat Cum Laude dari dua perguruan tinggi dengan disiplin Ilmu yang berbeda. Namun hal ini dibuktikan lain oleh seorang putra daerah Sulawesi Utara yang telah berkiprah di kancah Nasional, baik dalam bidang bisnis, pelayanan dan dalam profesi Hukum nya.
Dr (Hukum) Jusak Kereh, SH., MH., MTh., sebagai promovendus, di hadapan Komisi Penguji pada Ujian Terbuka / Promosi Doktor Teologi dari STT Bethel Indonesia Jakarta, dan telah berhasil mempertahankan Disertasinya yang berjudul "Gereja Dan Artificial Intellegence (AI), Analisa Dampak Penggunaan AI Terhadap Gereja di Indonesia Dari Perspektif Etika Kristen Dan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE)", dengan Penemuan/Novelty, Stereotipikal-Dogmatis.
Ujian berlangsung pada selasa lalu, 29 Agustus 2023, di Aula STT Bethel Indonesia Jakarta, dalam Ujian Terbuka / Promosi, dengan Komisi Penguji, Dr. Sadrakh Sugiono, Waket 1, Ketua Sidang dan Penguji, juga Dr. Gunifrius Gultom, selaku Promotor dan Penguji, Prof. Dr. A.L. Rantetampang, Co-Promotor dan Penguji, Prof. Dr. Fransina Wattime, Penguji, dan Dr. Gernaida Pakpahan, moderator, Penguji dan juga Kaprodi S3 Teologi, terlihat hadir juga Dr.Frans Pantan selaku Ketua/Rektor STT Bethel Indonesia-Jakarta.
Ujian terbuka tersebut dihadiri oleh para keluarga, kerabat dan mahasiswa, dan para awak media serta hadirin yang tidak hadir secara on site, mengikut melalui live streaming.
“Setelah kami, Komisi Penguji berdiskusi, dan setelah melihat kemampuan, penguasaan materi dan penemuan Promovendus Jusak Kereh, yang terlihat dari disertasi yang dipaparkan Promovendus, maka kami Tim Penguji sepakat untuk memberikan nilai tertinggi dengan predikat kelulusan Cumlaude pada Promovendus Jusak Kereh” demikian ucap Dr. Gernaida yang juga Ketua Departemen Teologi BPP-GBI, pada saat awak media menghubungi dan mewawancarai beliau seusai Ujian terbuka.
Ketua Sidang Ujian Terbuka dan juga Penguji, Dr Sadrakh Sugiono, saat membacakan pengumuman kelulusan dan pengukuhan Doktor Teologi, mengungkapkan, “bahwa STT Bethel Indonesia saat ini telah berhasil melahirkan satu Doktor Teologi yang baru, yakni, Dr. (Teologi), Dr. (Hukum) Jusak Kereh, SH., MH., MTH”.
Dengan demikian Jusak Kereh berhak menyandang gelar Doktor Cumlaude keduanya dari disiplin Ilmu Teologi, yang sebelumnya telah menyandang Doktor Cumlaude pertama dari Prodi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Samratulangi.
Pujian dan ucapan selamat datang dari Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang disampaikan kepada Jusak Kereh dan media ini melalui melalui Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Media dan Komunikasi Publik Pdm.Victor Rarung, SE, STH, MTH., yang juga mantan Pemred Pacific TV, dalam ucapannya, Olly Dondokambey, mengatakan “Jusak
Kereh Tokoh media yang gigih, Perintis Media Penyiaran Sulut seperti TV Manado, Pacific TV, saat ini Kompas TV Manado, dan beliau telah mencetak banyak jurnalis berbobot yang saat ini tersebar baik di Sulut maupun ditingkat nasional. Beliau juga adalah Pengusaha serta akademisi, yang saat ini pencapaian akademisnya sangat membanggakan saya, dua Doktor Cumlaude disabetnya. Hal ini tidak gampang tapi Jusak telah membuktikannya. Pencapaian ini harus diteladani oleh generasi muda Sulut dan Indonesia, agar generasi muda tidak cepat patah arang dalam mengejar ilmu”.
Tak ketinggalan Walikota Manado Andrei Angouw, yang juga sahabat Jusak Kereh telah menyampaikan ucapan selamat secara langsung kepada Jusak Kereh atas prestasi akademik yang dicapainya.
Prof. Dr. Wulanmas Frederik, SH., MH. yang 2018 lalu sebagai Promotor dan Penguji disertasi Jusak Kereh saat ujian promosi doktor dibidang Ilmu hukum Unsrat, mengatakan, “Saya rasa prestasi Cum Laude yang dicapai Jusak Kereh saat ujian doktor Theologi, itu karena kemampuan dan kerja keras Jusak, juga pada waktu saya menguji saat dia (Jusak) ujian doktor di bidang Ilmu hukum, dia mampu mempertanggungjawabkan judul disertasinya yang waktu itu soal Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002, yang dia buktikan tidak relevan lagi dengan perkembangan teknologi penyiaran yang sudah bergeser dari sistem analog ke sistem digital," ungkap Wulanmas Frederik, yang Ketua Bagian Pedata Unsrat, Dosen S1, S2, S3 Fak Hukum Unsrat, dan Anggota Majelis Guru Besar UNSRAT.
Karena itu, supaya masyarakat yakin dengan kemampuan akademik kandidat Doktor Jusak yang saya Promotori, dan untuk membuktikan penemuan Jusak itu benar, maka saat itu saya mendatangkan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Prof. Dr. Arief Hidayat, untuk menguji langsung disertasi Jusak Kereh dalam Ujian Terbuka, dan ternyata hasilnya lulus Cum Laude," ucap Wulanmas, yang sering menjadi narasumber Ilmu Hukum di seminar Nasional dan Internasional.
Saya juga sebagai Promotor Jusak saat itu, ikut bangga, dan saya ingat, Jusak juga lulus Cumlaude pada saat Ujian Magister nya di Pasca sarjana Unsrat, saya salah satu pembimbingnya juga, Jusak juga telah menulis Jurnal International sebagai syarat untuk Lulus Doktor Hukumnya”, tambah lulusan Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro ini. Atas prestasi prestasi Jusak.
Wulanmas mengatakan “pihak Universitas Sam Ratulangi, pernah beberapa kali menawarkan terhadap beliau (Jusak Kereh) untuk menjadi pengajar mahasiswa (Dosen) S2 dibidang hukum di Unsrat, namun karena kesibukan Jusak, sehingga yang bersangkutan belum menyempatkan diri untuk menjadi pengajar di Unsrat.
Pujian juga datang dari Dr. Jemmy Sondakh,SH.,MH. dosen senior S1, S2 dan S3 Ilmu Hukum Unsrat, jebolan doktor Ilmu hukum dari Universitas Hasanuddin Makassar ini, yang juga salah satu Penguji saat ujian tertutup dan Promosi Jusak.
Jemmy, memberikan pujian bagi Jusak Kereh yang telah berhasil meraih nilai tertinggi dengan predikat Cum Laude pada ujian disertasinya di Sekolah Tinggi Theologi (STT) Bethel Indonesia, Jakarta, pada Selasa lalu.
Penilaian ini diberikan Jemmy, karena pernah menjadi salah satu penguji disertasi Jusak Kereh pada saat Jusak meraih Doktor di bidang hukum dengan predikat Cum Laude.
Menurut Jemmy, “Memang sudah layak Jusak mendapat 2 (dua) gelar Strata tertinggi dalam dunia akademik dengan Predikat Cumlaude, karena sosok Jusak, adalah tekun, pembelajar. Jusak, telah melakukan pencarian untuk penemuan-penemuan penelitian pada disertasinya, selalu dilakukan jauh-jauhnya didepan, sejak awal kuliah doktoral”. “Jusak itu masih kuliah sudah menyiapkan disertasinya dan temuan keilmuan. Ini berbeda pada mahasiswa umumnya yang mempersiapkan skripsi, tesis dan disertasi nanti dibelakang saat menjelang akhir kuliah," tambah Jemmy.
"Jusak selalu bilang ke saya, bahwa dia bukan sekedar hanya kejar gelar doktor, namun dia mau prinsip akademiknya harus ada penemuan dulu dalam hasil penelitian, dan dia berbuat semaksimal mungkin untuk mencapai itu. Dia mahasiswa yang gigih", jelas Jemmy.
STT Bethel Indonesia adalah STT yang telah dikenal luas saat ini karena telah banyak menghasilkan lulusan yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, diantaranya, Pdt. Gilbert Lumoindong, Pdt Rubin Adi Abraham (Ketua Umum GBI saat ini), Pdt Josia Abdi Saputra, dll.
Sementara Promotor sekaligus penguji Dr. Junifrius Gultom, saat dimintai tanggapannya soal keberhasilan Jusak Kereh sebagai promovendus dalam membawakan dan mempertahankan disertasinya, mengatakan, “penyampaian promovendus sangat sempurna "perfect".
"Bahkan disertasi ini akan menjadi triger atau pemicu dalam penelitian teknologi dan sains kedepan khususnya perspektif keberadaan AI” ucap Gultom, yang gelar Ph.D nya didapat dari Korea Selatan, dan pernah mengenyam pendidikan di Oxford University-Inggris, dan UBC Vancuver Canada.
Jusak Kereh yang juga Pelopor dan Pendiri 2 TV Lokal di Indonesia Timur, dan tokoh media yang diperhitungkan secara nasional karena stasiun TV yang dikelolanya pernah masuk sebagai TV lokal terbaik di Indonesia, telah berhasil meyakinkan Tim Penguji tentang pengaruh Artificial Intelligence (AI) yang akan sangat mempengaruhi cara pandang dan berperilaku umat manusia khususnya warga kristiani saat ini, jika gereja tidak mengantisipasinya dengan segera, ini akan menjadi bom waktu buat gereja kedepan.
"Senjata pamungkas gereja yaitu Firman Tuhan dan Etika Gereja harus dipergunakan gereja secara maksimal. Karena fakta dan realita yang ada, di eropa dan negara barat lainnya saat ini, telah banyak generasi muda yang mulai meninggalkan gereja, gereja tutup, karena mereka merasa gereja tidak lagi relevan dengan perkembangan teknologi khususnya AI saat ini," ujar Jusak.(*)