TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan pihaknya sudah memberikan peringatan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) soal banyaknya pegawai di perusahaan plat merah yang terpapar paham radikal. Hal itu dia lontarkan untuk merespon soal adanya pegawai PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI yang ditangkap karena diduga terlibat jaringan teroris.
Menurut Mahfud, seharusnya Kementerian BUMN melakukan mitigasi pencegahan karena temuan pegawainya terpapar paham radikalisme sudah lama diperingatkan. Tak hanya di perusahaan BUMN, Mahfud menyatakan banyak Aparatur Sipil Negara yang juga terpapar paham radikal.
"Sejak awal pemerintahan kita ini sudah mengumumkan banyak sekali di BUMN itu terpapar, di ASN juga banyak yang terpapar. Oleh sebab itu, pemerintah menyiapkan langkah langkah tapi masih ada jebol yang satu kaya gitu kan. Diperbaiki lagi," kata Mahfud di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat, 18 Agustus 2023.
Kementerian BUMN disebut kebobolan
Dengan adanya insiden pegawai PT KAI ditangkap Densus 88 karena menjadi terduga teroris, Mahfud membuka kemungkinan kementerian yang dipimpin oleh Erick Thohir itu telah gagal melakukan pengawasan.
"Ya mungkin saja (gagal), dari sudut ideologis, ya. Mungkin kalau profesionalitas pengelolaan mungkin bagus, tapi mungkin dari sudut ideologis kenyataannya kebobolan," kata Mahfud.
Kini Mahfud masih menunggu kabar terbaru pemeriksaan kasus ini. Ia juga sedang menunggu laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal aliran dana terorisme tersebut.
Pegawai PT KAI tersangka terorisme
Densus 88 Anti Teror menangkap DE di kediamannya di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin, 14 Agustus 2023. DE diketahui sebagai pegawai PT KAI
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa DE tergabung dalam jaringan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS (Islamic State of Iraq and Syria)
“DE merupakan salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook,” kata Ramadhan saat dihubungi.
Ramadhan mengatakan DE berperan mengirimkan unggahan media sosial Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk Bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS, Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Dalam penangkapan itu, Densus 88 juga menemukan sejumlah senjata api rakitan dan ratusan butir peluru. Belum diketahui dari mana asal senjata dan peluru tersebut.
“DE diduga memiliki senjata api rakitan dan terlibat penggalangan dana,” kata Ramadhan.
Direktur Utama (Dirut) PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo menyatakan mendukung penuh penangkapan DE oleh Densus 88 tersebut. Menurut Didiek, DE saat ini bertugas sebagai juru langsir di Stasiun Jakarta Kota.
"PT KAI menyatakan mendukung penuh langkah-langkah Densus 88 dan akan menyerahkan seluruh proses kepada aturan hukum. “Kami juga akan selalu berkoordinasi dengan Polri,” ucap Didiek kepada awak media di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa, 15 Agustus 2023.
M JULNIS FIRMANSYAH I EKA YUDHA SAPUTRA