INFO NASIONAL -- Indonesia melalui Visi Indonesia Emas 2045, menunjukkan kesungguhan dalam mewujudkan visi menjadi negara maju, negara High Income Country dengan pendapatan per kapita di atas USD 30.000, dan masuk dalam 5 besar kekuatan ekonomi dunia dengan PDB Nominal hampir USD 10 triliun. Memasuki masa puncak bonus demografi, Indonesia akan memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tidak akan terulang lagi ini untuk berupaya keras mendorong perekonomian nasional agar mampu keluar dari middle income trap.
Dalam 78 tahun perjalanannya, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan, tantangan dan transformasi. Sebagai negara yang dahulu menitikberatkan ekonomi di sektor pertanian dan sumber daya alam, saat ini telah tumbuh menjadi negara dengan keberagaman sektor andalan ekonomi, seperti industri pengolahan (manufaktur), jasa, dan teknologi.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Susiwijono Moegiarso menegaskan optimisme perekonomian Indonesia ke depan di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global. Dengan pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen selama 7 kuartal berturut-turut (di masa pandemi dan pasca pandemi) menjadi capaian yang luar biasa, apalagi dibarengi dengan keberhasilan pengendalian inflasi di angka 3,1 persen di Semester 1 – 2023, menunjukkan resiliensi ekonomi yang terus terjaga di tengah dinamika global.
“Seluruh indikator makro menunjukkan semakin menguat untuk menopang seluruh aktivitas ekonomi. Tahun 2024 ditargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2 persen dengan tingkat inflasi yang terkendali di 2,8 persen. Optimisme ini akan mampu mendorong masuknya investasi ke Indonesia, termasuk investasi ke seluruh KEK,” kata Sesmenko Susiwijono saat memberikan sambutan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Indonesia di KEK Kendal, Kamis 17 Agustus 2023.
Pada acara Pidato Kenegaraan penyampaian Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, Presiden Joko Widodo menyampaikan fungsi APBN sebagai shock absorber, sebagai agen pembangunan (transformasi ekonomi) dan sebagai solusi kesejahteraan rakyat. Ditargetkan Pendapatan Negara mencapai Rp2.781,3 triliun, dan Belanja Negara akan mencapai Rp3.304,1 triliun, sehingga diperlukan Pembiayaan sebesar Rp522,8 Triliun atau sebesar 2,29 persen dari PDB.
“Dengan postur RAPBN 2024 seperti ini, kita optimis akan mampu mendorong Transformasi Ekonomi dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif (merata) dan berkelanjutan,” ujar Sesmenko Susiwijono.
Berbagai optimisme dan peluang tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan mendorong pengembangan KEK sebagai energi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkontribusi nyata dalam mendorong PDRB di berbagai wilayah Indonesia.
“Saat ini menjadi momentum yang sangat baik, untuk mendorong realisasi investasi di KEK. Hal ini sejalan dengan strategi kebijakan fiskal jangka pendek yang salah satunya difokuskan mendukung peningkatan investasi,” kata Sesmenko Susiwijono.
Meneruskan pesan Presiden pada pidato RAPBN 2024, Sesmenko Susiwijono menjelaskan bahwa Pemerintah terus mendorong pengembangan KEK dan Proyek Strategis Nasional (PSN), dan saat ini yang menjadi fokus titik berat adalah penuntasannya.
“Tahun depan adalah tahun penuntasan berbagai program dan Proyek Strategis Nasional termasuk KEK. Kita akan terus evaluasi untuk memastikan bisa tuntas di tahun depan,” ujar Sesmenko Susiwijono.(*)