TEMPO.CO, Sukoharjo - Sekitar seratusan mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar demonstrasi di depan Gedung Rektorat kampus itu pada hari ini, Jumat, 11 Agustus 2023. Mereka memprotes kebijakan rektorat yang membekukan aktivitas Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) sebagai buntut pendaftaran para mahasiswa baru di aplikasi pinjaman online (pinjol) saat digelar acara Festival Budaya belum lama ini.
Pantauan Tempo, para mahasiswa yang mengenakan pakaian hitam-hitam tersebut melakukan aksi dengan melantunkan salawat hingga nyanyian. Mereka juga menyerukan yel-yel sebagai sindiran.
"UIN Raden Mas Said! Rumah kita!" Seru para mahasiswa seolah tak ingin menyayangkan kejadian yang terjadi dan membuat heboh di kampusnya itu.
Mereka juga menggaungkan yel yel "Rektorat ngumpet Rektorat ngumpet Rektorat ngumpet!" Hal itu disampaikan dengan lantang karena Rektorat dianggap tak mau menemui massa.
Tiga tuntutan mahasiswa
Mohammad Cameroon Bun Yan Ulil Albab, salah satu demonstran, menyatakan mereka membawa tiga tuntutan dalam aksi itu. Pertama, mendesak agar Dewan Kode Etik Mahasiswa UIN Raden Mas Said untuk mencabut keputusan penghentian/pembekuan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN RM Said Surakarta.
Kedua, memaksa Dewan Kode Etik Mahasiswa melakukan transparansi soal alur sidang yang dinilai tidak netral. Ketiga, menuntut konsep keadilan yang dilakukan oleh Dewan Kode Etik Mahasiswa jika mahasiswa melakukan pelanggaran sesuai dengan aturan Kode Etik Mahasiswa.
"Putusan yang sudah ditetapkan itu merupakan hasil rapat Dewan Kode Etik mahasiswa UIN Raden Mas Said yang seharusnya rapat tersebut membahas agenda sidang terhadap pihak DEMA UIN RM Said, bukan malah menghasilkan keputusan secara sepihak. Hal ini sedikit mengganjal pada saat pihak yang bersangkutan tidak diikutsertakan dalam agenda rapat yang seharusnya membahas sidang yang akan dilakukan, akan tetapi malah menghasilkan putusan," ungkap Mohammad saat orasi.
Selanjutnya, pertanyakan alasan rektorat tak memberikan ruang dialog