NASIONAL – Wakil Ketua DPR Bidang Keamanan dan Politik, H. Lodewijk Freidrich Paulus memimpin Sidang Paripurana ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin sore, 7 Agustus 2023.
Presiden AIPA ke-44, Puan Maharani yang juga Ketua DPR RI, menunjuk Lodewijk untuk memimpin sidang paripurna tersebut. Untuk diketahui, sesuai Pasal 10 Statuta AIPA, Wakil Presiden Sidang Umum AIPA adalah semua Kepala Delegasi Parlemen Anggota AIPA.
Membuka sidang, Lodewijk menegaskan bahwa kehadiran semua perwakilan parlemen dari negara anggota AIPA sangat penting memberikan manfaat dan dukungan untuk kemajuan ekonomi, politik, sosial, dan budaya kepada seluruh masyarakat ASEAN.
Hal ini sesuai dengan tema utama yang diusung DPR RI dalam Sidang Umum AIPA ke-44 yakni “Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera.”
“Saya ingin menekankan kembali pentingnya mempromosikan prinsip-prinsip hak asasi manusia, demokrasi, perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di ASEAN, sebagaimana yang telah dituangkan dalam Piagam AIPA. Prinsip-prinsip ini harus menjadi kerangka kerja dan dasar dalam mengatasi secara bersama-sama beragam tantangan yang kita hadapi,” tutur Lodewijk.
Penegakan hak asasi manusia dan demokrasi, Lodewijk melanjutkan, merupakan kunci untuk memastikan partisipasi yang bermakna dan inklusif, yang akan membuka potensi dan peluang menuju kemakmuran dan kesejahteraan.
Sebagaiman diketahui, seluruh negara ASEAN menghadapi tantangan global yang serupa. Mulai dari kemiskinan ekstrem yang diikuti dengan pengangguran, kelaparan dan kerawanan pangan, polarisasi dan perpecahan, konflik dan masuknya pengungsi, ketidaksetaraan dan kesenjangan, penurunan ekonomi dan krisis utang, dampak bencana iklim, keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan universal, korupsi yang merajalela, sampai ke otoritarianisme dan kemunduran demokrasi, serta kesulitan mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.
Kawasan ASEAN juga menghadapi tantangan eksternal berupa permasalahan di Laut China Selatan yang menghadapkan ASEAN pada sentralitas Kawasan, serta dampak yang berkembang dari krisis di Ukraina, inisiatif Quad, dan perjanjian AUKUS.
Selain itu, satu hal yang menjadi salah satu fokus AIPA kali ini adalah krisis demokrasi di Myanmar yang belum berakhir.
“Sebagai AIPA, kita dituntut untuk mengambil langkah-langkah yang cepat, tepat, dan berkelanjutan guna memastikan keamanan dan kemajuan bagi rakyat kita, serta menjaga agar harapan mereka tetap tumbuh,” tutur Lodewijk.
Guna mengatasi berbagai tantangan itu, DPR RI sebagai tuan rumah memiliki sejumlah saran yang dapat menjadi pertimbangan Parlemen Anggota AIPA. Pertama, memberikan dukungan penuh kepada pemerintah masing-masing untuk berkomitmen memperkuat demokrasi, meningkatkan tata pemerintahan yang baik dan supremasi hukum, serta mempromosikan serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental, sebagaimana diabadikan dalam Piagam ASEAN.
“Kedua, menjaga dan melindungi rakyat kita, serta memberikan jaminan akan kehidupan damai dan sejahtera di Kawasan. Selain itu kita juga bertanggung jawab untuk memberikan jaminan akan kebebasan dan hak asasi manusia bagi warga ASEAN,” ucap Lodewijk.
Ketiga, menjadi lembaga terdepan dalam menjalin kerja sama yang lebih luas, melibatkan seluruh pemangku kepentingan di kawasan, untuk mewujudkan kristalisasi Visi ASEAN 2045.
Keempat, lebih responsif dan adaptif dalam pembentukan peraturan perundang-undangan nasional di masing-masing negara anggota ASEAN yang sejalan dengan tantangan regional dan global.
Dua Agenda Sidang Paripurna
Adapun, Sidang Paripurna ini berlangsung dengan dua agenda. Pertama yakni “Pernyataan Ketua Delegasi Observer AIPA”. Sedangkan agenda kedua adalah “Pernyataan Ketua Delegasi Tamu Sidang Umum AIPA ke-44”.
Para pemimpin delegasi observer atau pengamat yakni Ketua Delegasi Australia, Zaneta Mascarenhas; Ketua Delegasi Azerbaijan, Kamran Baymarov; Wakil Ketua Parlemen Belarusia, Valery Mitskevich; Ketua Delegasi Kanada, Yuen Pau Woo; Ketua Delegasi China, Zhu Yongguan; Ketua Delegasi Parlemen Uni Eropa, Daniel Caspary; Ketua Delegasi Georgia, Nikoloz Samkharadze; Ketua Delegasi Jepang, Hiroshi Moriya; Ketua Delegasi Republik Korea, Lee Soo Jin; Ketua Parlemen Maroko, Rachid Talbi El Alami; Ketua Delegasi Norwegia, Aslaug Sem-Jacobsen; Ketua Delegasi Federasi Rusia, Andrei Denisov; Ketua Parlemen Timor Leste, Maria Fernanda Lay; dan Ketua Delegasi Ukraina, Oleksandr Merezhko.
Sedangkan Delegasi Tamu yakni Wakil Ketua Majelis Nasional Armenia, Ruben Rubiyan; Duta Besar Republik Kuba untuk Indonesia, Tania Velázquez López; Ketua Delegasi Majelis Nasional Türkiye, Rümeysa Kadak; Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn; Perwakilan Persatuan Bangsa Bangsa, Mark Harris; Ketua Delegasi Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Tetsuya Watanabe; Ketua Delegasi Freeland Foundation, Mr. Sombat Tuengwiwat; Ketua Delegasi International Conservation Caucus Foundation (ICCF), Mr. James Ward; Ketua Delegasi PCAsia, Mario Pandu Dewono; dan Ketua Delegasi FAO, Rajendra Aryal. (*)