TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan penyertaan modal negara (PMN) untuk PT Pindad (Persero). Hal tersebut untuk menaikkan produktivitas perusahaan pembuat alutsista tersebut yang diklaimnya sedang banjir pesanan peluru dari luar negeri.
"Sebelum diberi PMN, produksi Pindad untuk peluru ini 275 juta peluru. Setelah kita beri PMN sebesar Rp700 miliar, produksinya meningkat jadi 415 juta peluru, hampir dua kali lipat karena memiliki line tambahan dari PMN yang telah kita berikan," kata Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 24 Juli 2023.
Jokowi menyebut industri pertahanan Indonesia saat ini dalam kondisi yang sangat baik. Sehingga, Jokowi tak ragu untuk menambah PNM di Pindad. Selain peluru, Jokowi menyebut kendaraan dan senjata produksi Pindad juga dilirik oleh pasar luar negeri hingga banjir pesanan.
Lebih lanjut, Jokowi juga mendorong agar Pindad bermitra dengan pihak lain. Hal itu agar Pindad semakin maju dan berkembang.
"Tadi di rapat intern tadi saya sampaikan bahwa akan lebih baik kalau kita bermitra, akan lebih baik kalau kita cari partner. Sehingga pengembangan dari Pindad akan jadi lebih cepat lagi. Setelah ini, setelah mendapatkan tadi input-input akan kami rataskan dan kita putuskan akan ke mana Pindad dibawa," kata Jokowi.
Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir yang turut mendampingi Jokowi dalam kunjungan ke Pindad Malang membenarkan bahwa perluru produksi Pindad sedang kebanjiran pesanan. Ia menyatakan siap mengikuti arahan Jokowi soal bermitra dengan pihak lain.
"Industri pertahanan Indonesia memiliki prospek yang baik. Untuk itu Kementerian BUMN dan Kementerian Pertahanan siap berkolaborasi, bermitra dengan partner-partner potensial," kata Erick Thohir.
Pilihan Editor: Saat Ditanya Soal Cawapres, Anies Baswedan: Kalau Diberitahu, Nanti Tidak Ada Kejutan