TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nuryani Zainudin, menyebut penyakit antraks bukan penyakit yang dapat dibebaskan dari suatu daerah. Hal ini diakibatkan bakteri B.Anthrocis yang menyebabkan penyakit tersebut akan melindungi diri menjadi spora dan bertahan di tanah hingga puluhan tahun.
Salah satu tempat di Indonesia yang menjadi lokasi endemi dan tak bisa dibebaskan dari antraks adalah Gunung Kidul, Yogyakarta.
"Gunung Kidul memang endemis antraks. Ketika tidak ditangani dengan baik, maka akan terus menerus (berlanjut) kasusnya," ujar Nuryani dalam paparan yang digelar secara daring, Kamis, 6 Juli 2023.
Nuryani menjelaskan, Kementerian Pertanian sudah rutin membagikan vaksin antrax gratis untuk hewan ternak di kawasan Gunung Kidul. Namun karena spora antraks yang masih bertahan di tanah dan kebiasaan masyarakat setempat membagikan daging hewan ternak yang mati tanpa disembelih, membuat penularan kawasan itu berisiko tinggi terpapar antraks.
Setiap tahun selalu ada kasus Antrax di Yogyakarta
Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi, menjelaskan hampir setiap tahunnya ada laporan kasus penyakit antrax yang menular ke manusia di Yogyakarta. Seperti pada 2016 ada 16 kasus, 2017 ada 4 kasus, 2019 ada 31 kasus, 2020 ada 3 kasus, 2022 ada 23 kasus, dan pada 2023 ada 9 kasus dengan 3 di antaranya meninggal.
"Di 2023 baru ada kematian. Satu dinyatakan suspect karena sudah ada hasil labnya dan dua belum sempat karena keburu meninggal. Tapi dari hasil investigasi, gejala ada, punya riwayat kontak dengan sapi yang mati karena antrax," kata Imran.
Lebih lanjut, Imran menyebut pada kasus sebelumnya korban yang terinfeksi hanya menunjukkan gejala gatal-gatal karena bakteri hanya mengenai kulit. Namun untuk saat ini, bakteri diduga sudah masuk ke bagian pernapasan dan menginfeksi otak.
Kini, Kemenkes gencar mengimbau masyarakat untuk berhati-hati serta menyiagakan semua fasilitas kesehatan di Yogyakarta untuk pengobatan antraks. Menurut dia, spora bakteri antraks bisa terbang ke daerah lain. Apa lagi Yogyakarta baru mengalami gempa bumi pada pekan lalu dan risiko perpindahan masyarakat cukup banyak.
Selanjutnya, 85 orang positif setelah konsumsi daging sapi yang mati karena sakit