TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Anies Baswedan sempat erat. Pada Pilpres 2014, bahkan Anies menjadi Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK. Jokowi pun pernah melibatkan Anies dalam kabinetnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud.
Namun dalam beberapa kurun terakhir, hubungan keduanya sepertinya tak seharmonis dulu lagi. Gelagat itu tercium oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Pihaknya tak mempermasalahkan bila Jokowi tak menyukai bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu.
“Tidak menjadi soal kalau Pak Jokowi tidak suka dengan Pak Anies Baswedan,” kata SBY dalam tulisannya Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi, yang dipublikasi pada Senin, 26 Juni 2023. “Tidak ada yang boleh melarang dan tidak boleh pula Presiden kita disalahkan,” katanya.
Namun, SBY menyebut ketidaksukaan itu jadi masalah jika Jokowi menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan etika maupun menyalahgunakan kekuasaan agar Anies batal nyapres. Ia mengungkapkan sejumlah cara yang bisa dilakukan agar Anies batal nyapres dengan jalan-jalan inkonstitusional.
Naik - Turun Hubungan Jokowi dan Anies
Ketidaksepahaman Jokowi dan Anies mulai menyeruak pada 2016. Jokowi mencopot Anies dari Kabinet Kerja lantaran dinilai tak membuat gebrakan saat menjabat sebagai Mendikbud. Jelang Pilpres 2019, ramai di media sosial menyebut Jokowi bersitegang dengan Anies. Dalam sebuah agenda di mana keduanya bertemu, Jokowi mengklarifikasi anggapan itu.
“Banyak yang kira saya dan pak Anies ada masalah. Padahal setiap hari saya ketemu, guyonan bareng-bareng,” kata Jokowi dalam acara penyerahan sertifikat tanah bersama Anies, di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, 9 Januari 2018. Pernyataan itu ditimpali senyuman Anies yang berada di dekat Jokowi.
Pernyataan Jokowi berseberangan dengan sikap Anies. Alih-alih mendukung Jokowi maju Pilpres 2019 seperti pada 2014. Ia justru merapat ke seteru Jokowi di 2014, Prabowo Subianto. Sejak saat itu kekariban Jokowi dan Anies memudar. Jelang Pilpres 2024, Anies adalah sosok yang tak pernah dipromosikan Jokowi sebagai bakal capres, tak seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Padahal, saat sesi wawancara dalam acara televisi swasta pada 2022 lalu, Anies mengaku hubungannya dengan Jokowi masih baik-baik saja. Komunikasi antara keduanya terus berlanjut. Bahkan dia kerap datang menghadap Jokowi untuk berdiskusi bersama. Saat Jokowi ada acar di Jakarta, Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengaku kerap hadir secara khusus.
“Sampai sekarang pun, pada waktu-waktu yang diperlukan, yang memang relevan, saya sering datang, kemudian berdiskusi, komunikasi, jalan terus,” katanya pada Oktober 2022 lalu. Bahkan dalam perhelatan Formule E pertama, tampak Jokowi dan Anies sebagai Gubernur DKI meninjau sirkuit dan menonton bersama-sama.
Hubungan Jokowi dan Anies retak disinyalir kala presiden menyeletuk tentang ‘jatah Prabowo’ terkait Pilpres 2024. Pernyataan itu Jokowi sampaikan dalam Perayaan HUT ke-8 Partai Perindo November 2022 lalu. Meski dinilai hanya gurauan, sikap Jokowi lambat laun menunjukkan dirinya memang mendukung Prabowo sebagai capres 2024. “Kelihatannya setelah ini, jatahnya Pak Prabowo,” kata Jokowi.
Sejak saat itu hubungan Jokowi dan Anies seperti berbalik 180 derajat. Anies kedapatan kerap menyentil kebijakan-kebijakan Jokowi. Beberapa di antaranya terkait subsidi kendaraan listrik, membandingkan pembangunan jalan era Jokowi dengan era SBY, hingga menyebut estafet kepemimpinan tidak melulu berbicara mengenai keberlanjutan atau tidak, melainkan soal mencapai tujuan bernegara.
Jokowi membalas pernyataan Anies Baswedan yang menyinggung soal estafet kepemimpinan saat pergantian presiden itu. Menurut Jokowi, presiden selanjutnya justru harus meneruskan program yang sudah dijalankan pemimpin sebelumnya. Dalam pidatonya, Jokowi menganalogikan kepemimpinan bukan meteran di pom bensin. Meteran pom selalu dimulai dari 0 dan hal tersebut tidak bisa diterapkan dalam kepemimpinan.
“Masa kayak meteran pom bensin? Mestinya kalau sudah dari TK, SD, SMP, kepemimpinan berikut masuk SMA universitas, nanti kepemimpinan berikut amsuk S2, S3, tidak maju-mundur, poco-poco,” kata Jokowi di Gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Juni 2023.
Selanjutnya: Anies Dicopot Jokowi karena Soal Kelebihan Bayar Tunjangan Guru?