TEMPO.CO, Jakarta - Sapi Limosin biasanya jadi pilihan publik figur seperti pejabat maupun selebritas untuk berkurban di Hari Raya Idul Adha. Pada Lebaran 2022 lalu misalnya, mulai dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Anies Baswedan, hingga Raffi Ahmad memilih sapi ini.
Lantas di manakah sentra sapi limosin di Indonesia?
Sapi Limosin dipilih oleh sejumlah kalangan lantaran tubuhnya bongsor. Berat sapi jantan dewasa bahkan bisa mencapai 1 ton kilogram lebih.
Sebelumnya dikabarkan TEMPO, kualitas dagingnya juga diklaim lebih bagus dari pada jenis simmental. Menurut riset, 95 persen daging sapi limosin bebas lemak. Teksturnya juga lebih empuk, dilansir buku Beternak Sapi Limousin.
Mengutip NSW Department of Primary Industries, ras sapi limosin dikembangkan di Limousin, Prancis. Dari sanalah nama Limosin diambil. Jenis sapi ini lalu menyebar ke negara di luar Eropa, yaitu Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan Kanada. Awalnya sapi ini digunakan untuk membantu aktivitas pertanian. Seiring waktu, Sapi Limosin dikonsumsi lantaran pertumbuhan bobotnya yang bisa sangat besar.
Mengutip buku Bangsa-Bangsa Sapi, saat baru lahir berat tubuh Sapi Limosin mencapai 39 kilogram hingga 42 kilogram. Proses pertumbuhannya pun lebih cepat daripada jenis sapi lain. Dilihat secara fisik, sapi ini memiliki tubuh memanjang dengan kontur pinggul berotot. Sementara bulunya berwarna emas kemerahan yang tersebar di bagian perut bawah, paha dalam, sekitar mata, moncong, anus, hingga ujung ekor.
Di Indonesia, sentra Sapi Limosin tersebar di berbagai daerah. Salah satunya terletak di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Menurut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat, produksi sapi limosin simental melalui Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik mencapai 2.500 hingga 3.000 ekor per tahun. Para peternak di daerah itu memang lebih memilih sapi jenis limosin simental dibandingkan jenis lain.
“Ada beberapa alasan sehingga lebih memilih beternak sapi limosin simental karena nilai jual yang jauh lebih tinggi, mudah perawatan dan cepat pemasarannya,” ujar Kepala DPKH Sinjai Burhanuddin, kepada Antara.
Di Magelang, Jawa Tengah, juga memproduksi Sapi Limosin. Daerah ini ditetapkan pemerintah pusat sebagai Sentra Peternakan Rakyat atau SPR sejak 2016. Manajer SPR Trimulyo Kabupaten Magelang, Aminudin Fuad Arif mengatakan ada penambahan 200 ekor bibit sapi sejak ditetapkan sebagai SPR. Bila awal 2016 di SPR Trimulyo baru ada 1.100 ekor induk maka kini sudah bertambah 200 bibit sapi. Demikian juga jumlah peternak bertambah dari 800 peternak menjadi 900 peternak.
“Kami mengembangkan sapi jenis silangan limosin dan simental. Kami membantu peternak dengan pengobatan gratis untuk ternak dan berbagai pelatihan dan pendampingan,’’ kata Fuad seperti dikutip dari Magelangkab.go.id.
Selain menyimpan keindahan, Sumatera Barat juga dikenal sebagai sentra sapi, termasuk sapi jenis Limosin. Sapi-sapi tersebut diternakkan di kawasan Padang Mangatas, Kabupaten Lima Puluh Kota. Suasana di peternakan sapi Limosin ini mirip dengan di Selandia Baru. Pemandangannya luas nan hijau membentang 280 hektar dengan ribuan sapi. Konon, peternakan ini telah ada sejak Belanda.
ANTARA | MAGELANGKAB | TIM TEMPO
Pilihan editor : Disumbangkan Pejabat hingga Selebritas Sebagai Hewan Kurban, Apa Itu Sapi Limosin?