Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laporan Tidak ada Penyiksaan Pahlawan Revolusi Dibantah

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Anggota keluarga Pahlawan Revolusi membantah tidak adanya penyiksaan dalam Gerakan 30 September. Mereka, Senin (1210), membantah sebuah program televisi yang menyatakan jenazah para Pahlawan Revolusi ditemukan dalam keadaan mulus.

Pernyataan itu, disampaikan dalam pertemuan bertajuk “Anak-anak Pahlawan Revolusi Menjawab”, di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, Jl. Lembang D-58 Jakarta Pusat.

Salah satu putri Brigjen Sutoyo, Nani Sutoyo, mengatakan dalam program televisi berjudul “Kontroversi Petaka ‘65” pada bulan September 2001 lalu, ditulis bahwa “… ketika jenazah diangkat dari sumur, terlihat bersih semua mukanya sehingga bisa dikenal.”

Ucapan lainnya adalah, “... kejadian di Lubang Buaya berlangsung begitu cepat, sehingga tipis kemungkinan mereka [para jenderal] itu disiksa.” Ucapan-ucapan itulah yang menimbulkan dugaan bahwa penyiksaan terhadap para jenderal saat itu , tidaklah benar.

Nani menyatakan bahwa program televisi itu telah mengalami pengaburan fakta. “Karena kami semuanya [keluarga korban] melihat dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, penyiksaan itu sudah terjadi sejak dari rumah,” katanya.

Ia mengakui mereka tidak mengetahui kondisi di perjalanan. “Tapi, menurut keterangan Pak Sukitman, yang menyaksikan langsung kejadian di Lubang Buaya, kami tahu bahwa ayah-ayah kami memang telah disiksa,” papar Nani dengan mimik sedih.

Menurut keterangan Sukitman, salah satu agen polisi yang menjadi saksi hidup dari kekejian para tentara Cakrabirawa, Gerwani, Pemuda Rakyat, Sukarelawan, dan Sukarelawati, dia memang menyaksikan langsung bagaimana para jenderal tersebut telah dianiya.

Meskipun pada saat itu, dia belum mengenal dan mengetahui bahwa orang-orang yang telah dianiaya itu adalah para jenderal yang menjadi korban penculikan tentara Cakrabirawa.

Kata Sukitman, pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul empat pagi, dia juga dibawa oleh orang-orang berseragam Cakrabirawa ke daerah Lubang Buaya.

Di salah satu tenda di hutan Lubang Buaya itu, tutup mata yang dikenakannya dilepas dan dia melihat langsung peristiwa mulai dari penyiksaan, pemasukan para jenderal ke sumur, dan penembakan yang dilakukan oleh para tentara ke dalam sumur tersebut.

“Saya melihat semuanya, banyak orang diikat yang saya tidak tahu siapa saja orang itu. Di dalam tenda, banyak sekali orang di antaranya Cakrabirawa, Gerwani, Pemuda Rakyat, sukarelawan, dan sukarelawati,” kata Sukitman yang saat peristiwa penculikan itu, sedang mengawasi lingkungan perumahan dengan mengendarai sepeda.

Setelah semua orang yang diikat itu dimasukkan ke dalam sumur, sumur kemudian ditutupi dengan daun-daunan dan tanah sehingga tidak terlihat lagi bekas lubang di sana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan pengungkapan peristiwa itu, Sukitman sangat berharap, pengaburan fakta yang terjadi belakangan ini atas peristiwa 1 Oktober 1965 itu, tidak diteruskan lagi.

“Saya mengatakan dengan sebenar-benarnya. Saya tidak ingin sejarah yang sebenarnya, dapat berubah,” tandasnya.

Mengenai dugaan bahwa hal itu dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), menurut Sukitman, hal itu dapat dilihat dari pakaian seragam yang dikenakan oleh orang-orang bersenapan saat itu. "Semua orang tahu kalau Gerwani dan Pemuda Rakyat itu adalah bagian dari PKI."

Menanggapi hal itu, Nani Sutoyo juga menyatakan bahwa apapun yang dikatakannya pada hari pertemuan hari ini, merupakan dimensi manusia dari sejarah Indonesia, yang sama sekali tidak dilatarbelakangi oleh kepentingan politis.

“Ini kami katakan jauh dari lubuk hati kami. Kami hanya ingin menyuarakan apa yang selama ini kami simpan dalam hati. Dan ini kami suarakan karena belakangan ini sudah terlalu banyak kontroversi mengenai peristiwa memilukan itu,” katanya.

Ditambahkan pula oleh salah satu putri Jenderal Ahmad Yani, Amelia Yani, bahwa pernyataan yang mereka suarakan pada hari ini merupakan itikad baik dari mereka untuk menjaga keutuhan bangsa, serta pembelaan terhadap ayah-ayah mereka.

“Kami semua menyaksikan apa yang telah mereka [Cakrabirawa] lakukan pada ayah kami di rumah saat itu. Mereka ditembaki, dan diseret ke luar rumah. Itu saja sudah kami anggap penyiksaan, jadi tidak benar kalau ayah kami tidak disiksa, rasanya itu tidak manusiawi sekali,” ujarnya dengan suara bergetar.

Selain dari apa yang mereka saksikan di rumah saat itu, kata Amelia, penyiksaan itu juga diketahui dari hasil visum tim dokter TNI AD yang mengatakan bahwa tubuh mereka sudah tidak dapat dikenali lagi. Kalaupun dikenali, itupun dari pakaian yang para jenderal pakai saat itu. Bahkan ketika pihak keluarga ingin melihat jenazah, tim dokter melarang.

“Itu kan membuktikan bahwa kondisi ayah kami sudah rusak, sehingga kami disarankan untuk tidak melihat jenazah ayah kami,” cetus Amelia kepada para wartawan, usai pertemuan itu.

Seperti diketahui, belakangan ini terjadi kontroversi mengenai kejadian sebenarnya dari peristiwa 1 Oktober 1965. Disebutkan pula bahwa kondisi para jenazah saat dikelaurkan dari sumur di Lubang Buaya, masih dalam keadaan mulus dan tidak terlihat tanda-tanda penyiksaan di tubuh mereka. (juke illafi k/iwan r zaelani-tempo news room)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

2 menit lalu

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. kip-kuliah.kemdikbud.go.id
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.


Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

7 menit lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Sebanyak 52 perjalanan kereta cepat dioperasikan setiap harinya dengan kapasitas 31.222 penumpang. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

Beroperasinya 48 perjalanan harian Whoosh didasarkan pada hasil evaluasi periode sebelumnya yang menunjukan kebutuhan penambahan perjalanan reguler.


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

8 menit lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

18 menit lalu

Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia atau Musyawarah Rakyat Indonesia, Panel Barus (dua dari kiri) menjelaskan rencana pelaksanaan musra, di Kota Solo, Sabtu, 16 Juli 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.


Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

26 menit lalu

Suasana aparat gabungan TNI-Polri dari Brimob dan Kopassus diturunkan ke Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, untuk memburu kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) setelah pembakaran sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat, 3 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua
Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.


Pencapaian Lagu Seven Jungkook BTS

31 menit lalu

Jungkook BTS tampil di Times Square New York, Amerika Serikat pada Kamis, 9 November 2023. YouTube/BANGTANTV
Pencapaian Lagu Seven Jungkook BTS

Lagu Seven dari Jungkook BTS menduduki peringkat teratas dalam daftar The Hottest Hits Outside the US yang dirilis oleh Billboard, pekan ini


Komang Ayu Cahya Dewi Menang, Indonesia Melangkah ke Final Piala Uber 2024

38 menit lalu

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Komang Ayu Cahya Dewi mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis tunggal putri Hong Kong Liang Ka Wing pada pertandingan babak kualifikasi grup Piala Uber 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Sabtu 27 April 2024. Komang Ayu Dewi menang dengan dua gim langsung 21-16, 21-17, dan Indonesia berhasil mengalahkan tim Uber Hong Kong dengan skor 5-0. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Komang Ayu Cahya Dewi Menang, Indonesia Melangkah ke Final Piala Uber 2024

Komang Ayu Cahya Dewi memetik kemenangan atas wakil Korea, Kim Min Sun, dalam laga penentuan babak semifinal Piala Uber 2024. Berikut rekapnya.


Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

45 menit lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.


Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

49 menit lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.


Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

51 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) didampingi jajarannya memasuki ruangan untuk memimpin konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 di Jakarta, Jumat 26 April 2024. Pendapatan negara hingga Maret 2024 sebesar Rp 620,01 triliun, belanja negara sebesar Rp 611,9 triliun, sehingga APBN surplus Rp 8,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.