TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem, Taufik Basari menyatakan tak khawatir dengan pernyataan Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief yang mengancam akan melakukan evaluasi jika Koalisi Perubahan untuk Persatuan tidak segera mengumumkan calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan. NasDem dan Demokrat, bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan bagian dari Koalisi Perubahan.
Taufik menyatakan pihaknya tak khawatir jika Partai Demokrat mengevaluasi posisinya di Koalisi Perubahan. Pasalnya, menurut dia, ketiga partai sudah membuat kesepakatan untuk menyerahkan soal Cawapres kepada Anies.
"Kita tidak ada kekhawatiran," katanya saat di DPR RI, Jakarta, pada Wnin, 5 Juni 2023. "Karena kita sudah bersepakat serahkan kepada Pak Anies, jadi tinggal kita lihat saja perjalanannya."
Perihal Koalisi Perubahan dinilai goyah karena ultimatum evalusi tersebut, pria yang akrab disapa Tobas itu membantahnya. Sejauh ini, kata dia, ketiga partai masih kompak.
"Solid kok kita bertiga, dalam beberapa pertemuan terakhir kita sangat guyub berkumpul dan berdiskusi," ucapnya.
Ultimatum dari Andi Arif
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengusulkan agar pengumuman Cawapres Anies dilakukan segera pada bulan ini. Usulan ini, menurut Andi, mencuat karena elektabilitas Anies yang cenderung mengalami penurunan.
Andi mengutip hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menyebutkan elektabilitas Anies saat ini hanya sebesar 18,9 persen. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tertinggal dari dua pesaingnya, Prabowo Subianto yang mendapatkan elektabilitas sebesar 38 persen dan Ganjar Pranowo dengan 34,2 persen.
“Memang ada kecenderungan menurun dari survei Indikator. Dugaan kami adalah lambannya proses deklarasi. Jadi kita akan mengajukan usul ke Pak Anies agar bulan Juni ini segera dideklarasikan,” kata Andi saat dihubungi, Senin, 5 Juni 2023.
Andi menjelaskan, jika jarak deklarasi cawapres terlalu jauh, maka upaya mengerek elektabilitas Anies Baswedan akan semakin berat. Di sisi lain, ia menilai deklarasi perlu dipercepat agar mesin partai dan masyarakat bisa segera bergerak optimal memenangkan Anies.
“Harus segera dilakukan deklarasi berpasangan supaya rakyat dan basis-basis pemilih, partai, maupun mereka yang mau perubahan itu yakin dan mulai bergerak menaikkan kembali elektabilitas Pak Anies,” kata dia.
Jika pada bulan ini deklarasi cawapres tak kunjung dilakukan, Andi menyebut Partai Demokrat akan melakukan evaluasi. Kendati demikian, Andi tidak menjelaskan secara eksplisit apakah maksud dari evaluasi itu berarti Demokrat berpeluang meninggalkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
“Deklarasi dulu. Kalau Juni belum deklarasi berpasangan, kemungkinan Demokrat akan mengevaluasi,” kata dia.
Anies sudah kantongi nama Cawapres
Ketua DPP Partai NasDem, WIlly Aditya, menyatakan telah mengantongi satu nama Cawapres yang akan mendampingi Anies pada Pilpres 2024. Dia menyatakan tim 8, tim yang dibentuk Koalisi Perubahan dan Anies, telah menyelesaikan pembicaraan soal Cawapres.
Meskipun demikian, Willy yang juga termasuk ke dalam anggota tim 8 tak mau menyebutkan siapa sosok Cawapres tersebut. Dia menyatakan Anies akan secara langsung mengumumkannya.
"Mas Anies akan mengumumkan itu ke publik, deadline waktu yang sudah kita siapkan di tim 8 itu paling lambat deklarasinya 16 Juli 2023," kata dia, Jumat, 2 Juni 2023.
Sejumlah nama sempat mencuat menjadi Cawapres Anies Baswedan. Mereka diantaranya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan; Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.