INFO NASIONAL - Menginjak tahun ke-10 penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), peserta semakin mudah dalam mengakses layanan administrasi kepesertaan hingga di fasilitas kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah mitra fasilitas kesehatan yang sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Saat ini, sudah lebih dari 25 ribu fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Perkembangan Program JKN ini juga dianggap tercepat di dunia, karena dalam waktu kurang dari 10 tahun, sekitar 254 juta orang sudah terdaftar menjadi peserta," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti saat menjadi pembicara pada Kuliah Umum di Universitas Surabaya, Rabu, 25 Mei 2023.
Ia juga mengklaim bahwa berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, kehadiran BPJS Kesehatan melalui Program JKN memberikan manfaat kepada 15 juta orang miskin. Menurutnya, manfaat yang paling dirasakan dengan terlindunginya masyarakat miskin dari kondisi ekonomi yang lebih parah akibat sakit.
Selain itu, Ghufron mengatakan, BPJS Kesehatan juga telah menyediakan data sampel terkait pemanfaatan Program JKN. Ia menginginkan seluruh mahasiswa, baik yang sedang menempuh jalur sarjana maupun pasca-sarjana dapat melakukan penelitian terkait jaminan kesehatan di Indonesia, sehingga hasil yang diperoleh dapat dimanfaatkan BPJS Kesehatan dalam melakukan peningkatan kualitas layanan penyelenggaraan Program JKN.
“BPJS Kesehatan ini punya banyak kelolaan data. Ada data sample yang berjumlah sekitar 50 miliar row yang siap diolah. Data sampel tersebut kini sudah dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan hingga kementerian," ujarnya. Ia berharap, dengan adanya penelitian tersebut, BPJS Kesehatan mendapatkan masukan dari berbagai hasil penelitian yang dilakukan sehingga penyelenggaraan Program JKN kian optimal.
Ghufron menjelaskan, saat ini, BPJS Kesehatan juga berfokus membangun sinergi dengan RS Pendidikan untuk mengoptimalkan pelayanan JKN. RS Pendidikan dijadikan sebagai wadah yang tepat untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang kompeten untuk mendukung transformasi mutu layanan.
“Harapannya, dengan sinergi yang dibangun dengan RS Ubaya ini bisa membentuk RS Pendidikan demi menciptakan pelayanan yang mudah, cepat dan setara bagi peserta JKN," kata dia.
Ketua Yayasan Universitas Surabaya, Anton Prijatno menjelaskan, Rumah Sakit Ubaya mempunyai target besar untuk menjadi RS Pendidikan yang harus dirampungkan dalam waktu dekat. Dengan begitu, ia berharap dengan adanya kegiatan tersebut bisa memberi gambaran masa depan dunia kesehatan di Indonesia, terutama sejak hadirnya Program JKN pada tahun 2014.
"Kami saat ini tengah mengembangkan kompetensi SDM agar RS Ubaya dapat menjadi rumah sakit pendidikan. Kami harap dengan adanya BPJS Kesehatan sebagai narasumber ini dapat menambah wawasan tenaga medis rumah sakit maupun mahasiswa Ubaya yang nantinya berkecimpung di dunia kesehatan," ujar Anton.
Salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya, Klara Dinda mengatakan pertemuan yang dilaksanakan sangat memberikan kesan positif bagi seluruh civitas akademika. Menurutnya, dengan apa yang dipaparkan membuat dirinya memahami bagaimana peran BPJS Kesehatan sangat membantu masyarakat di kalangan menengah ke bawah untuk tetap mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
"Saya juga memahami bagaimana hubungan antara BPJS Kesehatan dan RS Pendidikan sangat menguntungkan dan memberi manfaat bagi masyarakat, bahkan saat ini pelayanan BPJS Kesehatan sudah termasuk cepat dibandingkan beberapa negara lain. Harapannya BPJS Kesehatan tetap meningkatkan kualitas pelayanan dan juga mengoptimalkan program yang sudah dibentuk," kata Klara. (*)