TEMPO.CO, Jakarta - Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun merupakan sebuah institusi pendidikan Islam yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Meskipun dikenal sebagai lembaga pendidikan namun, ponpes ini beberapa kali menjadi kontroversi karena beberapa alasan.
Salat id dengan saf campur antara perempuan dan laki-laki
Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Zaytun beberapa waktu lalu menjadi perbincangan setelah viral di media sosial karena melaksanakan salat dengan jemaah perempuan dan laki-laki bercampur. Peristiwa ini diketahui ketika mereka melaksanakan salat Idul fitri 1444 H. Dokumentasi itu sendiri diunggah oleh akun Instagram @kepanitiaanalzaytun pada 22 April 2023.
Dari unggahan tersebut terlihat jemaah perempuan berada di saf terdepan di belakang imam. Setelah postingan tersebut viral, pemilik akun tersebut menonaktifkan kolom komentar. Tak hanya melalui postingan, pelaksanaan salat Id yang dilakukan ponpes Al-Zaytun juga diunggah melalui kanal Youtube resmi Al-Zaytun Official.
Dalam keterangan video tersebut, dinyatakan bahwa pelaksanaan salat id merupakan kerja sama antara Lembaga Kesejahteraan Masjid (LKM) dengan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) dan didukung oleh kepanitiaan Al-Zaytun.
Menyanyikan "Salam Kristen"
Belakangan Ponpes Al-Zaytun kembali menuai kontroversi setelah kembali viral di media sosial dimana salah satu pimpinan Ponpes Al-Zaytun terlihat mengajak para santri untuk menyanyikan 'Salam Kristen'.
"Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita "havenu shalom aleichem", dalam bentuk bernyanyi. Silahkan berdiri, karena ini satu suro," ujar Panji Gumilang dalam video yang diunggah Instagram @say.kocak, Ahad, 7 Mei 2023. Pimpinan Ponpes Al-Zaytun yakni Pandji Gumilang mengajak para santri untuk menyanyikan 'Salam Kristen' yang merukaan ucapan salam untuk umat Kristiani.
Azan Menghadap Jemaah
Video berdurasi kurang dari satu menit yang diunggah oleh akun instagram @say.viideo itu memperlihatkan seorang muazin yang memakai jas lengkap, berdasi biru dan serta peci laiknya jemaah Ponpes Al Zaytun mengumandangkan azan salat Jumat lain dari biasanya. Ia menghadap jemaah bukan ke arah kiblat. Dalam video tersebut setiap lantunan azan, muazin selalu menggerakkan tangan yang berbeda dari biasanya. Terlihat juga para santri pun mengikuti lantunan azan tersebut dan disertai dengan shaf sholat yang memiliki jarak antarjemaah.
Tuduhan keterlibatan NII
Pada 2011 ponpes Al-Zaytun dituding bahwa kurikulum yang diajarkan di ponpes tersebut menyimpang dari ajaran Islam. Al-Zaytun juga diduga memiliki keterkaitan dengan pemikiran atau gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Tuduhan ini dibantah oleh Menteri Agama pada saat itu, Suryadharma Ali. Menurut dia kurikulum yang diajarkan ponpes tersebut tidak keluar dari ajaran Islam.
Hal ini ia sampaikan berdasarkan kunjungannya ke ponpes Al-Zaytun dan melihat aktivitas secara langsung dan berdialog dengan pimpinan ponpes, Panji Gumilang. Dilansir dari situ kemenag.go.id, ia berkunjung pada 11 Mei 2011.
Ponpes tertutup
Pada 2018 Pesantren Al-Zaytun juga sempat menolak petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat yang sedang bertugas mencocokkan dan meneliti identitas pemilih Pilgub Jawa Barat.
Yayat Hidayat, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah kala itu mengatakan PPDP tidak diperbolehkan mengakses langsung masyarakat yang berada di kawasan pesantren. Yayat juga mengatakan hal serupa terus terjadi tiap dilaksanakannya pemilu.
YOLANDA AGNE I SDA
Pilihan Editor: Profil Ponpes Al Zaytun yang Gelar Salat Id Jemaah Campur, Tertutup hingga Tuduhan NII
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.