Tidak akan ubah strategi dan penambahan prajurit
Yudo berkata peningkatan status ini tidak akan mengubah banyak strategi atau pendekatan yang dilakukan TNI di Papua. Pendekatan lunak, kata dia, akan tetap dilaksanakan. Penetapan status siaga tempur, kata dia, hanya dilakukan agar para prajurit lebih bersiap siaga.
Yudo mengatakan TNI juga tidak menambah jumlah alutsista maupun prajurit yang ditugaskan di Papua. Menurut Yudo, alutsista yang ditempatkan di Papua juga tidak digunakan untuk bertempur. Dia mencontohkan helikopter di Papua hanya dipakai untuk tujuan transportasi dan evakuasi pasukan.
“Tidak ada penambahan pasukan, pasukan yang ada adalah pasukan rotasi yang menggantikan pasukan yang telah ditugaskan sebelumnya,” kata dia.
Yudo lakukan pengecekan kondisi satgas yang diserang KKB
Yudo Margono mengatakan telah melakukan pengecekan langsung terhadap kondisi satuan tugas yang diserang oleh KKB di Nduga, Papua pada 15 April 2023. Sebelumnya, jumlah korban dalam peristiwa itu masih simpang siur. TPNPB mengklaim membunuh 9 prajurit dan merampas 9 pucuk senjata. Sementara, TNI menyatakan hanya satu prajuritnya yang tewas.
Yudo mengatakan klaim dari TPNPB itu sebagai informasi bohong. Dia mengatakan jumlah prajurit yang tewas dalam serangan tersebut adalah satu orang. Adapun satuan tugas yang ditugaskan itu memiliki total anggota sebanyak 36 prajurit.
“Saya sudah mendapatkan data yang sangat akurat,” kata dia.
Seorang prajurit yang tewas adalah Pratu Miftahul Arifin. Miftahul tewas karena tertembak, lalu jatuh ke jurang. Selain korban tewas, 4 prajurit juga mengalami luka tembak dan luka lainnya karena terjatuh saat menyelamatkan diri dari serangan tersebut
“Ada 4 orang yang kena luka tembak dan mereka selamat semua,” kata Yudo.
Yudo menyatakan masih ada 4 prajurit lainnya yang belum ditemukan. Menurut dia, pencarian terhadap 4 prajurit tersebut masih terus dilakukan.
“Masih kami cari bersama,” kata dia.
Pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens disandera TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023. Mereka menyandera Philips dengan harapan Indonesia mau mengakui kemerdekaan Papua.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung membentuk satuan tugas untuk menyelamatkan pria asal Selandia Baru tersebut. Sebelumnya Satgas telah berupaya melakukan pendekatan dialogis melalui tokoh-tokoh adat, namun ditolak oleh TPNPB-OPM.
M ROSSENO AJI
Pilihan Editor: Mahfud MD hingga Cak Imin Ingatkan Pemerintah Tak Antikritik dalam Kasus Tiktoker Bima Yudho Saputro