TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan arahan kepada seluruh pejabat negara agar tidak menggelar acara buka puasa bersama selama Ramadan 1444 Hijriah. Lantas, bagaimana awal mula tradisi buka puasa bersama di Indonesia?
Dilansir dari unair,ac.id, sampai saat ini, akar tradisi buka puasa bersama di Indonesia masih belum jelas. Belum ada penelitian yang secara spesifik mampu menjelaskan waktu tepatnya tradisi tersebut mulai tumbuh. Namun, tradisi itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Umat muslim di seluruh dunia pun akrab dengan tradisi buka bersama dengan kerabat dan masyarakat.
Tradisi buka bersama diduga mulai masif seiring pertemuan budaya ketimuran dengan Islam. Tradisi tersebut dalam masyarakat Islam pun diduga diperkuat oleh hadis yang berbunyi: “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
Dilansir dari malangkota.kemenag.go.id, masyarakat di Indonesia telah mengenal berbagai tradisi makan bersama sebelum Indonesia merdeka, seperti meugang, nyorog, megibung, dan megengan.
Meugang dirayakan Sultan Iskandar Muda pada masa Kerajaan Aceh dengan menyembelih hewan kurban dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat jelang Ramadan.
Sementara nyorog adalah tradisi Betawi yang dirayakan dengan membagikan paket makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti ayah, ibu, kakek, dan nenek.
Adapun megibung adalah tradisi umat muslim di Bali. Megibung dirayakan dengan berbagi, duduk melingkar, dan makan bersama dengan nasi dan piring di atas nampan. Ritual ini diperkenalkan oleh Raja Karangasem, I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem, pada abat ke-17 Masehi.
Sementara itu, masyarakat di Jawa Timur mengadakan tradisi megengan. Megengan dimulai dengan ziarah kubur kemudian mengundang makan bersama dengan makanan tertentu yang dipenuhi dengan filosofis
Meski tradisi buka bersama sudah dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka, perlu ditekankan bahwa Islam mengajarkan untuk tidak melupakan orang-orang yang membutuhkan seperti fakir dan miskin. Seperti halnya ajaran Rasulullah untuk berbagi kebahagiaan pada fakir dan miskin untuk bersama merasakan nikmatnya berbuka.
HAN REVANDA PUTRA
Pilihan Editor: Istana Pastikan Larangan Buka Puasa Bersama oleh Jokowi Hanya untuk Menteri