Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendorong Literasi dan Inklusi Keuangan di Indonesia

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL -- Saat ini, Indonesia menghadapi beberapa kendala untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan, di antaranya: tingkat pendidikan yang tidak merata, kurangnya rasa ingin tahu terhadap produk keuangan, ketidakpastian legitimasi produk keuangan, distribusi infrastruktur pendukung yang tidak merata serta faktor lainnya.

Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi Indonesia berada pada 76,19 persen dan 38,03 persen pada tahun 2019. Dari setiap 100 penduduk, 76 orang sudah memiliki akses ke lembaga keuangan, produk, dan layanan keuangan, tetapi hanya 38 orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang lembaga, produk, dan layanan keuangan tersebut. Walaupun indeks literasi meningkat dari 29,7 persen pada tahun 2016, tingkat literasi keuangan masih relatif rendah.

Kesenjangan antara inklusi keuangan dan literasi harus diperbaiki sehingga konsumen tidak membuat keputusan keuangan yang buruk, terlibat terlalu banyak hutang, atau terjebak dalam penipuan. Dalam jangka panjang, permasalahan tersebut dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap jasa keuangan, sehingga menghambat pertumbuhan sektor keuangan.

Urgensi untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia sudah ada. Namun, diperlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, lembaga keuangan, dan pelaku fintech. Banyak portofolio fintech East Ventures ingin meningkatkan literasi keuangan digital sehingga orang lebih memahami produk dan layanan keuangan dan dengan cepat mengadopsi pembayaran digital.

“Upaya literasi keuangan perlu dilakukan seiring dengan inklusi keuangan untuk kemajuan yang berkelanjutan. Untuk mencapainya, kami membutuhkan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Operating Partner East Ventures David Fernando Audy.

Inklusi finansial yang disebabkan oleh akselerasi digital, kata David, harus segera diikuti dengan literasi finansial untuk memastikan dukungan berkelanjutan yang akan semakin meningkatkan inklusi dan literasi, serta melindungi pengguna dari risiko finansial yang kian membesar seiring dengan adopsi online yang semakin tinggi.

Pemerintah telah berusaha mengoptimalkan penggunaan berbagai channel untuk memberi informasi dan sebagai referensi nasional. Misalnya, OJK telah memanfaatkan media digital dengan membuat dan mengirim (posting) video informatif dan infografik di platform seperti YouTube dan Instagram. OJK juga telah meluncurkan seri buku literasi keuangan, yang memberi edukasi finansial di berbagai usia.

Edukasi tentang Literasi finansial juga menjadi bagian kurikulum di sekolah menengah atas pada tahun 2016 dan mulai ada di setiap level pendidikan pada 2021. Oleh karena pengenalannya masih relatif baru, pemerintah butuh memastikan kurikulum tersebut tetap relevan terhadap perubahan cepat di sektor finansial.

Platform manajemen kekayaan dan perdagangan terkemuka, Bibit dan Stockbit, misalnya, telah memprakarsai program Bibit Academy dan Stockbit Academy. Program ini telah menyediakan lebih dari 100 sesi edukasi gratis kepada masyarakat sejak tahun 2021 untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk investasi serta potensi risiko dan manfaatnya, baik di perkotaan maupun pedesaan. Oleh karena itu, Bibit dan Stockbit memberikan akses ke produk investasi di pasar modal dengan memanfaatkan teknologi dan menurunkan persyaratan modal minimum.

“Kami membantu pelanggan untuk memahami tentang investasi dan fitur-fitur pada aplikasi kami, sehingga membantu mereka untuk membuat keputusan untuk berinvestasi dengan Bibit dan Stockbit. Kami pun telah melanjutkan kerja sama dengan berbagai organisasi seperti lembaga pendidikan, media massa, pelaku industri di sektor jasa keuangan, komunitas profesional dan niche hobby, dan organisasi non-profit di tahun ini untuk mendorong literasi keuangan,” kata Sigit Kouwagam, CEO dan Co-Founder Bibit.

Sama halnya dengan ALAMI, perusahaan teknologi keuangan syariah terbesar di Indonesia, baru-baru ini meluncurkan Fajr Academy, sebuah program pelatihan dan pemagangan yang dibuat untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan industri keuangan syariah di Indonesia.

Sementara itu, perusahaan pinjaman P2P, KoinWorks, mempromosikan literasi keuangan dengan membuat konten pendidikan dan media sosial serta bekerja sama dengan mitra strategis untuk menyelenggarakan webinar tentang literasi keuangan dan peraturan industri baru.

“KoinWorks University adalah inisiatif literasi keuangan yang kami kembangkan dengan kerja sama dengan perusahaan edutech untuk kurikulumnya. Pada akhir September 2022, Koinworks akan meluncurkan KoinLearn, platform pembelajaran video gratis yang dikembangkan untuk UMKM untuk mempelajari bisnis, keuangan, dan strategi pemasaran untuk memaksimalkan potensi mereka ,” ujar Benedicto Haryono, CEO dan Co-Founder, Koinworks.

Dalam upaya menuju inklusi keuangan, KoinWorks menyediakan berbagai produk, termasuk P2P lending dan KoinWorks NEO, untuk memberdayakan UMKM dengan akses ke pembiayaan dan pengetahuan manajemen bisnis dan keuangan. KoinWorks mencatat pertumbuhan hingga 2 juta pengguna aplikasi. UMKM yang terdaftar dengan KoinWorks mengalami peningkatan penjualan setelah menyelesaikan sesi edukasi keuangan, sehingga terbukti bahwa literasi keuangan dapat meningkatkan inklusi keuangan.

Xendit, fintech penyedia solusi pembayaran yang menyederhanakan proses pembayaran, telah mengadakan XenTalks, serangkaian diskusi mengenai sektor teknologi Indonesia. Topik yang dibahas mencakup hambatan umum dalam mengakses layanan keuangan, seperti keamanan siber, memilih layanan fintech, dan pinjaman ilegal.

Xendit juga memiliki komunitas penjual bernama “XensClub“, sebuah media pembelajaran gratis bagi para pedagang. Ketiga, Xendit mengadakan roadshow bersama Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengedukasi UMKM di berbagai kota, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan digitalisasi keuangan. Sebagai hasil dari akumulasi upaya literasi keuangan ini, Xendit telah membantu lebih dari 3.000 UMKM dalam mendigitalkan sistem pembayaran mereka dalam satu tahun terakhir.

Sementara itu, Komunal, P2P lending yang baru-baru ini meraih 1st Top Winner of Favorite Votes dalam kategori Financial Inclusivity di G20 Digital Innovation Network 2022, secara aktif meningkatkan literasi keuangan pengguna melalui berbagai cara, baik offline maupun online. Komunal telah menjalin kerjasama dengan beberapa institusi dan komunitas. Misalnya, bekerja sama dengan aplikasi manajemen keuangan dan Universitas Surabaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan program pembelajaran pemerintah – Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Selain itu, Komunal juga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya memberikan pinjaman modal awal bagi UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah berupa barang siap jual.

Sebelumnya, East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022 telah melakukan survei yang mengidentifikasi tantangan utama yang menyebabkan rendahnya literasi keuangan Inklusi keuangan. Sangat penting bagi suatu negara untuk mempercepat pertumbuhan, mendukung ekonomi, dan mengurangi kemiskinan dalam jangka panjang. Dalam perkembangan bisnis, startup dan perusahaan besar mengandalkan inklusi dan literasi keuangan untuk mendukung operasi dan transaksi bisnis mereka. Namun, perusahaan menilai bahwa titik akses keuangan offline dan online masih relatif rendah.

Survei ini diikuti oleh 71 perusahaan Indonesia, mulai dari startup tahap awal hingga perusahaan menengah dan besar. Responden menemukan bahwa jumlah titik akses keuangan online dan offline tidak memadai. Responden percaya bahwa cara utama untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang produk keuangan dan manajemen keuangan. Di Indonesia, kurangnya literasi keuangan dianggap sebagai salah satu hambatan terbesar dalam mengakses kredit. Oleh karena itu, edukasi tentang produk dan manajemen keuangan tak hanya meningkatkan literasi keuangan, tapi juga turut meningkatkan inklusi keuangan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Apresiasi IKA Jayabaya, Tetap Eksis Selenggarakan Kegiatan Positif

2 jam lalu

Bamsoet Apresiasi IKA Jayabaya, Tetap Eksis Selenggarakan Kegiatan Positif

Dari kampus Jayabaya telah lahir tokoh-tokoh nasional dan sumberdaya-sumberdaya manusia


Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

3 jam lalu

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah transportasi yang kronis di ibu kota.


Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

3 jam lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen


60 Persen Lulusan BINUS School Serpong Diterima di Kampus Luar Negeri

7 jam lalu

60 Persen Lulusan BINUS School Serpong Diterima di Kampus Luar Negeri

BINUS SCHOOL Serpong, sekolah yang mengusung kurikulum Cambridge, mencatat lebih dari 60 alumni mereka di tahun 2024 ini diterima untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.


Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

7 jam lalu

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) masih menyisakan pekerjaan rumah bagi parlemen dan pemerintah yang akan datang


Mahasiswa FIA UI Gelar Company Visit ke Jasa Marga Toll Road Command Center

8 jam lalu

Mahasiswa FIA UI Gelar Company Visit ke Jasa Marga Toll Road Command Center

PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali menerima agenda Company Visit dari para Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, ke Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) untuk belajar sekaligus mengenal proses bisnis dan digitalisasi layanan operasional Jasa Marga


Nikson Nababan Siap Bersaing di Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut 2024

9 jam lalu

Foto: Dok.Detikcom
Nikson Nababan Siap Bersaing di Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut 2024

Siapapun masyarakat Indonesia yang ingin membantu dan ingin membangun pasti diakomodir oleh Partai PDIP


KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

10 jam lalu

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim
KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung


Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

22 jam lalu

Perjalanan Politik Nikson Nababan Menuju Gubernur Sumatera Utara

April yang lalu, suasana kediaman Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr. H. Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk, M.A di Simalungun menjadi saksi pertemuan penting antara Nikson Nababan, Ketua DPC PDI Perjuangan Tapanuli Utara, dengan tokoh agama yang berpengaruh.


Bamsoet Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

23 jam lalu

Bamsoet Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

Bambang Soesatyo mengapresiasi terselenggaranya Art Jakarta Gardens 2024 di Hutan Kota, Plataran mulai 23-28 April 2028.