INFO NASIONAL – Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mendukung data produksi beras yang selama ini dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Hal ini sudah sesuai arahan Presiden mengenai satu data harus mengacu pada data BPS sebagai lembaga resmi negara yang memiliki otoritas penuh terhadap penelitian dan pengolahan data secara faktual dan terpercaya melalui metodelogi Kerangka Sempel Area atau KSA.
"Soal data beras termasuk luas lahan sawah kita harus mengacu pada BPS. Luas lahan sawah misalnya ditetapkan presiden melalui kepres satu data luas lahan baku sawah 7,4 juta ha juga datanya BPS. Hal ini ditetapkan supaya jangan ada multi data. Jadi sebaiknya mari kita dukung penuh dan perkuat data BPS sehingga data BPS akurat," ujar Henry, Selasa, 21 Maret 2023.
Baca juga:
Disisi lain, Henry mendukung penguatan data yang dimiliki Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai metode standing crop atau citra satelit, laporan dari dinas dan pemda seluruh Indonesia serta melakukan pengecekan validasi di semua wilayah sentra. Hal ini yang juga dilakukan SPI dalam mengambil sempel data melalui pengamatan di lapangan dari berbagai wilayah.
"Kita tidak punya kemampuan untuk melakukan penelitian atau perangkat lain untuk melakukan pendataan seluruh Indonesia, yang bisa kita lakukan adalah pengamatan lapangan yang terbatas. Karena itu kita mendukung metode yang dilakukan kementan, maupun kementrian lain untuk mendukung data yang dikeluarkan BPS," katanya.
Kementan telah menjalankan metode ini melalui Agriculture War Room (AWR). Menurut Henry, AWR merupakan satu upaya kementerian menjalankan fungsi sebagai penyeimbang atau kontrol data.
Baca juga:
“Contoh, untuk melihat produktifitas padi bisa mengecek dengan angka ekspor maupun impor hasil olahan data BPS. Kalau misalnya dari data BPS impor kita itu tidak banyak kita perlu telusuri. Katakanlah pupuk yang kita distribusikan berapa sebagai penguat produktivitas," tutur dia. (*)