INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo menghadiri Wisuda Program Sarjana dan Vokasi Universitas Indonesia di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Sabtu, 11 Maret 2023. Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan pentingnya lulusan vokasi demi mencapai target Indonesia Emas 2045.
Salah satu visi Indonesia Emas yang ingin diwujudkan adalah pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mimpi yang ingin dibangun di bidang pendidikan, sebagaimana digagas oleh Presiden Jokowi adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia.
"Target yang ingin dicapai adalah terciptanya sumber daya manusia terampil dan mempunyai daya saing untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang semakin kompetitif. Angkatan kerja dengan kualifikasi SMA dan perguruan tinggi, yang pada tahun 2015 masih berkisar pada angka 39,3 persen, diharapkan meningkat hingga 90 persen," ujar Bamsoet.
Generasi muda adalah aset, potensi, dan investasi penting bagi bangsa dan negara untuk melangkah menuju kemajuan peradaban. Terlebih saat ini bangsa Indonesia telah menapakan kaki pada fase bonus demografi, yang mana komposisi penduduk usia produktif lebih mendominasi.
Titik puncak fase bonus demografi diperkirakan terjadi hingga tahun 2030 dengan jumlah penduduk muda sebesar sekitar 199,5 juta hingga 210 juta jiwa, atau 70 persen dari total populasi, 285 juta hingga 300 juta jiwa.
Yayasan Indonesia Forum dalam Visi Indonesia 2030 memproyeksikan kekuatan ekonomi Indonesia mencapai posisi lima besar dunia, dengan tingkat pendapatan per kapita mencapai US$ 18.000 per tahun. Terbesar kelima setelah China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
“Sementara dalam laporan Essential 2007 yang diterbitkan United Bank of Switzerland, diprediksi pada 2025 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia, dan pada tahun 2050, posisi Indonesia akan menempati urutan ke-5," kata Bamsoet.
Karena itu, perguruan tinggi sebagai faktor fundamental dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dan optimalisasi bonus demografi harus mampu menjawab berbagai tantangan pada aspek kualitas, aksesibilitas, dan budaya keilmuan. Dari aspek kualitas, dunia pendidikan tinggi diharapkan mampu melahirkan sumber daya manusia pembangunan yang memiliki kompetensi akademis, daya saing global dan wawasan kebangsaan.
Dari aspek aksesibilitas, perguruan tinggi tidak boleh menjadi sebuah menara gading, menjadi barang langka dan ekslusif yang hanya dapat dijangkau oleh sebagian kecil masyarakat. Perguruan tinggi harus membumi dengan mengoptimalkan peran kampus sebagai sarana pengabdian pada masyarakat, sebagaimana diamanatkan oleh tri darma perguruan tinggi.
"Dari aspek budaya keilmuan, perguruan tinggi diharapkan tidak sekedar menjadi tempat transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu menjadi fasilitator perubahan, di mana dunia akademis menjadi pintu masuk bagi lahirnya berbagai inovasi. Karena itu, penyelenggaraan pendidikan tinggi juga dituntut untuk bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan," kata Bamsoet.
Adapun, Wisuda Program Sarjana dan Vokasi UI dipimpin langsung oleh Rektor UI Prof. Ari Kuncoro. Sebanyak 16 wisudawan merupakan lulusan Program Diploma, 1.970 orang Program Sarjana, 187 orang Program Kelas Internasional dan Ekstensi berjumlah 105 orang. Salah satu wisudawan merupakan putri kelima Bamsoet, Saras Shintya Putri, yang meraih gelar Sarjana Hukum dengan predikat cumlaude dari Fakultas Hukum UI. (*)