TEMPO.CO, Jakarta - Pilot Susi Air, Kapten Philip Marthens dan lima penumpang Susi Air, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W menjadi korban pembajakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Pesawat PK-BVY dengan rute penerbangan perintis Timika-Paro-Timika yang mereka tumpangi dirusak oleh TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya usai mendarat di Lapangan Terbang Apro, pada 7 Februari 2023 pukul 06.17 WIT.
Lalu, pada 8 Februari 2023, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa lima penumpang pesawat Susi Air berhasil dievakuasi dan tidak ada yang disandera. Namun, sang pilot masih belum diketahui eksistensinya sampai sekarang.
Kronologi Penyanderaan Pilot Susi Air
1. Pesawat hilang kontak dan dibakar
Melansir Antaranews, pesawat Susi Air yang dilaporkan hilang kontak di Lapangan Terbang Distrik Paro seharusnya kembali lagi ke Timika pukul 07.40 WIT, tetapi tidak terlihat pergerakan. Dua jam kemudian, Susi Air memunculkan pemancar sinyal darurat atau emergency locator transmitter (ELT) pesawat dengan posisi aktif pukul 09.12 WIB.
Usai mendapatkan tanda tersebut, perusahaan langsung menanggapinya melalui pengiriman pesawat lain untuk memeriksa posisi pesawat. Sayangnya, pesawat ditemukan dalam kondisi terbakar di landasan Lapangan Terbang Distrik Paro.
2. Penyanderaan terhadap pilot
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom melalui keterangan tertulisnya meminta agar pemerintah RI menutup semua jalur penerbangan masuk ke Kabupaten Nduga, Papu. Sebab, pasukan Kogoya telah menyandera pilot pesawat Susi Air asal Selandia Baru itu dan meminta anggota TNI-Polri untuk tidak menembak atau melakukan interogasi terhadap warga sipil Nduga.
Tulisan dalam laporannya, Egianus Kogoya mengklaim pasukannya telah menyandera pilot pesawat Susi Air dan menyatakan bahwa ini kali kedua TPNPB-OPM menyandera sejak kejadian Tim Lorenz pada 1996 di Mapenduma.
3. Kapolri mengerahkan Tim Operasi Damai Cartenz
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa tim Operasi Damai Cartenz di Papua akan dikerahkan untuk membantu penyelamatan pilot Susi Air yang disandera.
“Kami tim gabungan dari Operasi Damai Cartenz sekarang sedang melakukan operasi pencarian. Hasil lebih lanjutnya akan diinfokan kembali,” kata Kapolri Jenderal Sigit dalam konferensi pers, seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
4. Negosiasi TNI dengan TPNPB-OPM
Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Madya Kisdiyanto dengan tegas menyatakan pihaknya masih terus memantau negosiasi antara pemerintah dengan TPNPB-OPM sebagai respons dari perilisan foto dan video yang menunjukkan pilot Susi Air sedang disandera oleh OPM.
Kisdiyanto memvalidasi bahwa pihaknya tidak akan menuruti permintaan OPM yang meminta agar TNI mengakui kemerdekaan Papua. Kisdiyanto pun menjelaskan bahwa TNI tidak melakukan komunikasi yang sering dengan OPM dalam rangka negosiasi pembebasan sandera.
5. Mengamankan Bandara Paro
Komandan Resor Militer 172/PWY Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring menyatakan bahwa pasukan Satgas Damai Cartenz dan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara (AU) telah mengamankan Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua. Secara lebih lanjut, Juinta menjelaskan situasi di Paro, Nduga, sudah tidak ada masyarakat, tetapi bandara masih aman dan bisa digunakan kembali.
6. Tidak akan ada operasi darurat militer
Kabar terbaru, Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI, Muhammad Saleh Mustafa menegaskan tidak ada operasi darurat militer di Bumi Cenderawasih, meskipun pihaknya telah menyiagakan pasukan khusus gabungan TNI-Polri. Persiapan ini sebagai upaya menyelamatkan pilot Susi Air yang sampai sekarang masih disandera, tetapi TNI-Polri mengutamakan pendekatan dialog dengan TPNPB-OPM.
Pilihan Editor: Pembebasan Pilot Susi Air di Bawah Komando Pangdan Cenderawasih, Ini Profil Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.