INFO NASIONAL – Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Kick Off Meeting Pancasila Dalam Tindakan di Opus Grand Ballroom, Jakarta, Kamis 16 Februari 2023. Diinisiasi BPIP, kegiatan ini berkolaborasi dengan tiga Badan dan tiga Kementerian Negara.
Tiga badan tersebut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sementara tiga kementerian yaitu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Kementerian Sosial (Kemensos), dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB).
“Kick off meeting Pancasila ini, mengusung tema Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual Pada Anak Dan Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Serta Mengantisipasi Bencana,” Kata Kepala BPIP Yudian Wahyudi.
Menurutnya, terdapat tiga tujuan diselenggarakannya kegiatan ini, “pertama, mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam upaya mencegah stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta mengantisipasi bencana.”
Kedua, lanjut dia, menggugah, menggali, dan menyebarkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta mengantisipasi bencana. “Ketiga, merumuskan langkah-langkah pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta mengantisipasi bencana,” ujarnya.
Presiden, kata dia, memberi arahan tentang pentingnya pemerataan fasilitas kesehatan dan pencegahan stunting di daerah. Hal ini kata Yudian tentunya bagian dari tanggungjawab semua pihak, untuk berupaya merealisasikannya, sesuai dengan tugas dan fungsi kelembagaan masing-masing.
“Tetap mendorong kerja gotong royong antar kelembagaan, sehingga semangat aktualisasi nilai-nilai Pancasila terjaga kehadirannya di semua bidang pembangunan nasional, terutama bidang-bidang prioritas yang mendorong terwujudnya pembangunan Sumberdaya Daya Manusia (SDM) Unggul,” ujar dia. Yudian pun berharap, dari kegiatan ini lahir rumusan dan langkah-langkah konkret terkait pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta antisipasi terhadap bencana.
Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menuturkan, sejak dibentuknya program Keluarga Berencana disekitar tahun 1970-an, Indonesia memiliki jumlah anak muda yang besar. “Apabila anak muda itu tidak stunting, cerdas dan ceria maka akan produktif, kalau tidak justru sebaliknya.”
Dia pun mencontohkan remaja yang putus sekolah dan menikah di usia dini. Ketika hamil di usia dini maka hal yang terjadi adalah misdemografi, menjadi musibah, “itulah salah satu faktor stunting.”
Di Indonesia, lanjut dia standar stunting masih sebatas tubuh yang pendek. Padahal, kata dia, pendek belum tentu bodoh. “Namun, kalau dampak stunting itu merugikan. Keahliannya rendah, di hari tua cenderung sakit-sakitan.”
Dia pun melihat terdapat penyakit akibat stunting yaitu mental disorder atau mental health condition. Menurutnya, para anak muda yang suda kena mental disorder seperti hidup di alam sendiri. “Contohnya saja dari 100 karyawan, pasti ada sekitar tujuh yang eror. Dan stunting salah satu penyebabnya,” kata Hasto. Menurutnya, Dapur sehat dapat mengantisipasi stunting.
Sementara Ketua Dewan Pengarah Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri menuturkan, jika sekitar 7-8 orang eror karena stunting maka suatu saat akan menjadi beban negara. Karena fisik di bawah rata-rata dan dari sisi kecerdasan juga terbatas. Indonesia, kata dia, belum tercapai untuk penuntasan stunting.
Dia pun mencontoh, para pengawal Paus di Vatikan yang memiliki tinggi minimal 180 cm. “Kalau dunia (orang-orang yang memiliki tubuh tinggi di dunia-red) saja bisa, kenapa kita tidak?” kata Presiden Kelima itu. Dia pun meminta terdapat Gerakan ikhlas memberikan satu nasi bungkus. “Itu bukan semboyan, tapi dilakukan.”
Sementara untuk korban kekerasan dalam rumah tangga, Megawati meminta para perempuan untuk berani melaporkan. “Jangan cari lelaki yang suka nabokin,” ujar dia. Ketua Umum PDIP itu pun meminta agar para perempuan tidak lemah dan menjaga harga diri. “Ibu-ibu semangat, Merdeka!” Pancasila, lanjutnya menaungi seluruh bangsa Indonesia. Terkait musibah bencana, kehadiran BMKG, kata Megawati harus didukung. Apalagi negara Indonesia merupakan ring of fire.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menuturkan, pihaknya telah memerintahkan jajaran untuk bantu stunting. “Dari kepala BKKBN sudah menyampaikan bahwa mereka terbantu para Bintara Pembina Desa/Samudera/Angkasa (Babinsa) atau Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).”Mereka langsung ke lapangan dan langsung mensupervisi dan pemerintah daerah.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan, terkait stunting, kekerasan anak, kekerasan dalam rumah tangga, tentunya menjadi perhatian kepolisian. “Karena merupakan keseharian terjadi. Terkait stunting saya sudah tugaskan kepada Kapolda, kapolres dan Kapolsek, Kamtibmas untuk memonitor wilayah masing-masing.”
Menurutnya, Kepolisian tidak bisa bekerja sendiri, “kita juga harus bekerja bersama Kementerian dan Lembaga untuk kemudian membantu menyalurkan bantuan terkait dengan apa yang dibutuhkan untuk memberi tambahan nutrisi, dan rumah sakit kita terdekat juga membantu potensi masyarakat yang membutuhkan perawatan khusus dari hamil hingga melahirkan. Jika ada tambahan vitamin dan protein. Kami dari kepolisian berperan dari membantu menyalurkan bantuan sekaligus kita menyiapkan rumah sakit kita untuk menyalurkan bantuan-bantuan.”
Terkait kekerasan pada perempuan dan anak, Kepolisian kata Listyo, terus berupaya melakukan mulai dari kegiatan yang sifatnya secara struktur. kita sudah berbicara dengan Menteri PANRB bagaimana untuk pengembangan direktorat khusus sehingga ini bisa ditangani tidak hanya penyidikannya saja, tetapi juga upaya-upaya pencegahan, edukasi dan sebagainya.
“Tentunya kita kerjasamakan juga dengan kementerian PPPA, bagaimana memberikan penanganan secara khusus karena ada trauma-trauma yang harus dilakukan proses perbaikan. Petugasnya memang kita perbanyak karena ada ruang privat yang polisi tidak bisa mengajak bicara. Umpamanya sudah menjadi korban, menjadi korban kedua kali. Hal-hal itu yang menjadi perhatian kita. Oleh karena itu semakin hari kita perbaiki dan tingkatkan, bekerja sama dengan kementerian dan Lembaga terkait untuk bisa semakin hari angka tersebut kita minimalkan,’ ujar Listyo.