TEMPO.CO, Jakarta - Kedelai merupakan salah satu bahan makanan penting di Indonesia, kebutuhan kedelai di Indonesia selalu tinggi. Namun produksi kedelai dalam negeri hanya memenuhi sekira 25 - 30 persen, sedangkan sisanya ditambal impor.
Indonesia dikenal sebagai negara konsumen terbanyak tahu dan tempe, namun tidak bisa menemuhi kebutuhan kedelai dalam negeri. Kondisi ini cukup mempengaruhi keadaan pasar domestik tahu dan tempe, jka kedelai sedang langka, para produsen kesulitan mendapat kedelai lokal, alhasil harga tahu dan tempe kerap naik.
Baca : 50 Ribu Ton Kedelai Impor Asal Amerika Serikat Datang Pekan Ini, Bapanas : Dibeli dari Swasta
Dilansir dari berbagai sumber, Indonesia sangat bergantung pada kedelai Amerika. Setiap tahunnya, Indonesia membutuhkan sebanyak 2 juta ton kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Menanam kedelai di Indonesia sendiri tidak mudah, banyak kendala seperti cara menanam kedelai yang cenderung rumit dan akhirnya membuat sejumlah petani memilih menanam komoditas lain. Tak hanya itu, kedelai kurang mendapat intensif dari pemerintah, serta petani tidak tertarik untuk menanam kedelai karena harganya yang rendah.
Persoalan lain adalah upaya penambahan lahan baru untuk tanaman kedelai, namun pada akhirnya belum terealisasi. Harga kedelai membuat pemerintah dilema karena ketika harga tinggi petani menjadi lebih semangat untuk menanam kedelai, namun di sisi lain konsumen akan semakin terbebani sebab produk pangan dari kedelai akan menjadi semakin mahal.
Kedelai merupakan suatu tanaman polong - polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan seperti kecap, tahu dan tempe. Diantara komoditas kacang - kacangan lainnya, kedelai adalah salah sau komoditas yang memiliki sumber protein nabati.
Mengutip dari jurnal ekonomi dan keuangan, kedelai merupakan salah satu kebutuhan konsumsi rumah tangga sehari - hari. Digunakan sebagai bahan baku tempe dan tahu, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap kedelai sangatlah tinggi. Sebab, dua makanan itu banyak dikonsumsi di Indonesia.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca : Harga Kedelai Masih Tinggi, Perajin Tahu dan Tempe Kurangi Produksi Hingga 50 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.