2. Melihat jenazah dalam keadaaan berlumuran darah
Ia lalu melihat sesosok jenazah yang berada di samping tangga rumah dinas Ferdy Sambo itu. Jenazah itu dalam keadaan tergeletak dan berlumuran darah.
Seorang petugas lalu menyuruhnya untuk mengecek nadi dari tubuh yang tergeletak di lantai tersebut. Saat mengecek nadi jenazah itu, Syahrul mengaku telah menggunakan sarung tangan karet. Ia kemudian meminta izin untuk mengambil kantong jenazah setelah diminta untuk mengevakuasi.
Saat mengevakuasi, Syahrul pun melihat darah segar keluar dari tubuh jenazah. Ia juga melihat bekas tembakan. Luka tersebut diungkapkannya berbentuk bolong. Ia tidak melihat luka selain di dada jenazah.
Jenazah tersebut lalu dimasukkan ke kantong jenazah namun kantong tersebut tidak muat. Ia lalu melipat kakinya sedikit lalu menutup kantong tersebut dengan menutup resletingnya. Setelah itu dibawa menggunakan tandu untuk dimasukkan ke ambulans.
Setelah mengangkut jenazah ke dalam mobil ambulans, Syahrul kemudian membawa ambulansnya ke RS Polri Kramat Jati dengan dikawal oleh seorang anggota polisi dari Propam Polri.
Saat hendak menyalakan sirene ambulans, Syahrul mengaku dilarang oleh seorang anggota polisi. "Pas saya mau menyalakan lampu ambulans diminta tahan dahulu. Tunggu arahan saja, nanti dikawal," kata Syahrul. Saat itu dia juga ditanya berkendara dengan siapa, dan dijawab Syahrul bahwa dia sendiri menyopiri ambulans tersebut.
Selama perjalanan, ambulans tersebut dikawal oleh mobil dari provos. Mobil ambulans itu pun melaju berada di belakang mobil Provos. Pada saat mengemudi, Syahrul mengungkapkan terdapat kendala macet saat di jalan.
3. Tak langsung dibawa ke kamar mayat
Syahrul mengungkapkan, sempat heran saat jenazah Yosua tak langsung dibawa ke ruang jenazah alias kamar mayat, melainkan terlebih dahulu dibawa ke ruang Instalasi Gawat Darurat RS Polri Kramat Jati. "Saya tanya, pak izin kenapa dibawa ke IGD dahulu. Katanya saya juga enggak tahu, mas. Saya ikutin arahan," kata dia.
Sesampainya di IGD, sempat ada petugas Polri yang bertanya korbannya berapa orang. Namun anggota tersebut kaget karena yang datang adalah kantong jenazah. Saat itu petugas di IGD juga bingung karena yang datang sudah dalam kantong jenazah. "Terus ya sudah, dia bilang bawa ke belakang saja kamar jenazah," kata Syahrul.
Kemudian di kamar jenazah, Syahrul pun bertemu seorang anggota polisi yang memintanya untuk menunggu sebentar dan meminta tolong agar jenazah Yosua diturunkan. "Saya langsung turunkan dan saya pindahkan menggunakan troli ke kamar jenazah," ujar dia.
Setelah tugasnya selesai, Syahrul justru dilarang pulang oleh seorang anggota polisi. "Saya tunggu dekat masjid di samping tembok sampai jam mau subuh," kata dia. Saat ditanya hakim dalam sidang lanjutan Ferdy Sambo cs itu, apakah dia diberi uang, Syahrul mengatakan dia hanya diberi uang untuk ongkos ambulans dan cuci mobil.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Ferdy Sambo Punya 3 Gelar Akademik, Apa Saja?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.