Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa WR Supratman Diburu Belanda Setelah Kongres Pemuda?

image-gnews
Salah satu adegan dalam film
Salah satu adegan dalam film "Wage" yang mengisahkan perjuangan pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" WR Supratman. (ANTARA News/HO)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaWR Supratman adalah seorang guru, wartawan, violinis, dan komponis Hindia Belanda. Namanya melambung berkat karyanya yang menjadi pencipta lagu kebangsaan, Indonesia Raya. Selain itu, ia juga merupakan anggota grup musik jazz bernama Black and White Jazz Band.

Ia memiliki dua versi tanggal lahirnya, tanggal lahir versi pertama jatuh pada 9 Maret 1903 yang ditetapkan sebagai hari musik nasional nasional. Sementara itu, tanggal lahir versi keduanya adalah 19 Maret 1903. 

Darah musik yang mengalir dalam tubuhnya sudah ada sejak ia tinggal di Makassar. Saat itu, ia memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya sehingga membuatnya pandai bermain biola dan dapat menggubah lagu. Saat tinggal di Jakarta, ia sedang membaca sebuah karangan dalam majalah dan mendapatkan tantangan kepada para ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan, seperti dikutip dari buku Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan W.R. Soepratman Pentjiptanja.

Alhasil, Supratman pun merasa tertantang dan mulai menggubah lagu Indonesia Raya pada 1924. Ia bukan hanya menjadi pencipta lagu kebangsaan Indonesia saja, melainkan juga mengumandangkan untuk pertama kalinya pada Kongres Pemuda II sehingga mendapat atensi dari pihak penjajah Belanda kala itu. 

Baca: WR Supratman Menjadi Buron Setelah Kumandangkan Indonesia Raya di Kongres Pemuda

Setelah Sumpah Pemuda, WR Supratman Diburu Belanda

Pada tahun yang sama dengan lahirnya lagu kebangsaan, Supratman menjadi bagian dari wartawan Surat Kabar Kaoem Moeda. Kemudian, ia beralih ke Surat Kabar Sin Po pada 1925. Kala itu, Supratman acapkali menghadiri berbagai pertemuan dengan berbagai organisasi para pemuda, bahkan pertemuan partai politik yang biasa digelar di gedung pertemuan Batavia juga turut dihadiri.

Akibatnya, tidak heran jika ia pun menghadiri pertemuan Kongres Pemuda II yang dilangsungkan pada 27-28 Oktober 1928. Kongres ini pun menjadi tonggak persatuan di tanah air karena melahirkan Sumpah Pemuda. Saat itu, para pemuda utusan berbagai daerah bersepakat dan berikrar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan melalui Sumpah Pemuda. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melansir sumpahpemuda.kemdikbud.go.id, pada malam penutupan kongres, tepatnya 28 Oktober 1928, Supratman mengumandangkan lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya di depan umum (secara instrumental). Gesekan biola Supratman ketika itu mampu membakar semangat para pemuda dalam menegakkan kesatuan yang sebelumnya tidak dipentingkan sehingga lagu ini dijadikan lambang persatuan bangsa. Ia mengumandakan lagu tersebut dengan biolanya atas saran dari Soegondo Djojopuspito. Dengan cepat lagu ini pun terkenal di kalangan pergerakan nasional yang selalu dinyanyikan ketika partai politik melangsungkan kongres. 

Ironisnya, Supratman selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda karena telah menciptakan lagu Indonesia Raya sampai ia jatuh sakit. Pada 1932, ia didiagnosa mengalami penyakit urat saraf yang mengharuskannya istirahat selama 2 bulan. Kemudian, pada 1938, ia menciptakan lagu terakhirnya berjudul Matahari Terbit yang membuatnya ditangkap dan ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Lalu, pada 17 Agustus 1938, ia dinyatakan meninggal dunia dan dikubur secara Islam di Tambaksari, Surabaya. 

Meskipun ia tidak menikmati lagu ciptaannya ketika Hari Kemerdekaan tiba, tetapi berkat berbagai kontribusi WR Supratman terhadap bangsa dan negara, akhirnya pemerintah menganugerahkan bintang kehormatan. Selain itu, pemerintah juga menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada WR Supratman melalui Keppres RI Nomor 16/SK 1971 tertanggal 20 Mei 1971 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca juga: Pencipta Indonesia Raya WR Supratman Wafat 17 Agustus, 7 tahun Sebelum Merdeka

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

6 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

8 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

14 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

27 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

50 hari lalu

Kiper FC Dallas Maarten Paes menangkap bola serangan pemain Inter Miami dalam pertandingan uji coba di Stadion Cotton Bowl, Dallas, 23 Januari 2024. Mandatory Credit: Jerome Miron-USA TODAY Sports
Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Lafran Pane. wikipedia.com
Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.


Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

1 Desember 2023

Film Lafran. Facebook
Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

Film Lafran dibintangi Dimas Anggara sebagai Lafran Pane akan tayang pada Februari 2024. Siapa dia, apa hubungannya dengan HMI?


Aksi Sumpah Pemuda 2023 Nilai Jokowi Tak Taat Konstitusi

22 November 2023

Ketua BEM UI Melki Sedeo Huang bersama Aliansi BEM se-UI menyampaikan penundaan adu gagasan bacapres di Lapangan Rotunda Gedung Rektorat Kampus UI Depok, Rabu, 13 September 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Aksi Sumpah Pemuda 2023 Nilai Jokowi Tak Taat Konstitusi

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang menilai Jokowi tak taat konstitusi pada akhir masa kepemimpinannya.