TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Tim Investigasi Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Anton Sanjoyo telah mengungkapkan aturan Indonesia yang tidak sesuai dengan kebijakan FIFA mengenai pengamanan dalam pertandingan sepak bola.
Anton menyatakan bahwa dalam regulasi FIFA, petugas keamanan yang berjaga dilarang mengenakan atribut lengkap dan membawa senjata api di lapangan. Sayangnya, kebijakan itu tidak dijalankan dalam laga sepak bola Indonesia yang masih terlihat bahwa petugas keamanan, dalam hal ini Polri masih mengenakan atribut, bahkan membawa gas air mata dan meluncurkannya ke suporter.
Kebijakan FIFA
Secara lebih lanjut, Anton Sanjaya juga menyatakan bahwa sesuai dengan kebijakan FIFA, insiden yang terjadi di lapangan harus memiliki rekaman atau catatan kronologi yang jelas mengenai tindakan petugas keamanan. Ironisnya, selama laga sepak bola Indonesia, catatan tersebut tidak pernah ada. Mengutip dari FIFA Stadium Safety and Security Regulation, aturan mengenai pencatatan petugas keamanan ketika insiden diatur dalam kebijakan FIFA pasal 12 ayat (1).
Banyaknya kekurangan dalam pengamanan di laga sepak bola Indonesia, menjadi salah satu faktor tidak terbendungnya Tragedi Kanjuruhan.
Tentunya, pemerintah Indonesia mulai membenahi tentang prosedur tetap (protap) dalam laga sepak bola. Menteri Pemuda dan Olahraga serta jajarannya pun menanggapi permasalahan ini dan akan melakukan perubahan atas protap pengaman dalam pertandingan sepak bola agar Tragedi Kanjuruhan tidak terulang lagi dalam pertandingan lain.
Protap Pengaman Laga Sepak Bola Diubah
Pada Kamis, 6 Oktober 2022, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali melangsungkan rapat koordinasi mengenai evaluasi dan perbaikan pengaman penyelenggaraan pertandingan sepak bola Indonesia.
Rapat dilakukan sebagai respons tanggap atas Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya satu minggu lalu. Rapat ini merupakan kelanjutan dari rapat sebelumnya yang telah dilangsungkan oleh Menko Polhukam, Manhfud MD pada Senin, 3 Oktober 2022.
Baca : Cerita Korban Tragedi Kanjuruhan: Berangkat Naik Motor dari Blitar hingga Cita-cita Jadi Polisi
Pada rapat koordinasi tersebut, topik pembahasannya adalah mengenai SOP penanganan kesehatan dalam pertandingan sepak bola. Sebab, mengingat bahwa Indonesia hingga sekarang dinilai masih sangat jauh dari kata sempurna dalam melaksanakan aspek penting itu. Inilah yang menjadi kekurangan dalam prosedur tetap pengamanan laga sepak bola.
“Acuan prosedur ini akan segera dibuat oleh Kemenkes dan disosialisasikan oleh PSSI. Nantinya, dalam setiap pertandingan, harus terdapat persyaratan minimum yang disediakan sehingga ketika terjadi insiden, penanganan langsung dapat dilakukan secepatnya karena memiliki fasilitas memadai,” ucap Zainudin Amali.
Melansir laman antara, secara lebih lanjut, Menpora juga menegaskan sebuah catatn penting dalam rapat koordinasi ini. Zainudin telah sepakat untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh mengenai penyelenggaraan pertandingan sepak bola Indonesia, baik Liga 1, Liga 2, ataupun Liga 3.
Pada akhir rapat, Menpora juga menyampaikan bahwa telah menerima semua saran dari para peserta rapat dalam mewakili situasi memilukan bagi sepak bola Indonesia. Zainudin Amali pun berharap dengan perubahan prosedur tetap pengamanan ini, Tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali dalam laga sepak bola lainnya. Biarlah, Tragedi Kanjuruhan ini menjadi penutup dan akhir yang kelam dalam catatan sejarah sepak bola Indonesia.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca : Lirik Mendalam Lagi Iwan Fals tentang Tragedi Kanjuruhan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.