INFO NASIONAL - Ketua DPR Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Chairwoman of the Federation Council of the Russian Federation, Valentina Matviyenko. Sejumlah isu dibahas oleh Puan saat bertemu dengan pimpinan Majelis Tinggi Parlemen Rusia itu.
Pertemuan antara Puan dengan Valentina Matviyenko dilakukan di sela-sela perhelatan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) yang digelar di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2022.
Salah satu hal yang dibahas adalah terkait konflik antara Rusia dan Ukraina. “Indonesia mendorong agar perang segera dihentikan, dan agar dialog dan diplomasi dikedepankan,” ujar Puan.
Menurutnya, konflik kedua negara itu telah membawa dampak yang berat bagi banyak negara di dunia. Antara lain terkait pasokan pangan (gandum dan pupuk) serta energi. “Indonesia berharap agar inisiatif untuk membuka alur pasok pangan ataunBlack Sea Grain Initiative) tetap dipertahankan, untuk kepentingan bersama seluruh pihak,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan berharap pihak parlemen Rusia dan Ukraina dapat memainkan peran untuk membantu penyelesaian konflik. Ia juga menyinggung soal satuan tugas yang dibuat Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk menjadi jembatan perdamaian bagi Rusia dan Ukraina.
“Indonesia, sebagai bagian dari anggota Task Force IPU telah melakukan kunjungan ke Parlemen Rusia dan juga Ukraina sebagai bagian dari upaya untuk mengupayakan perdamaian melalui peran diplomasi parlemen,” ujarnya.
Pembahasan selanjutnya terkait hangatnya hubungan Indonesia dan Rusia yang sudah terbangun selama 70 tahun. Puan menyinggung sejarah pemimpin kedua bangsa terdahulu, yakni Presiden Soekarno dan Perdana Menteri (PM) Nikita Kruschev yang memiliki hubungan hangat.
“Saya dengar Perdana Menteri Nikita Kruschev mengirimkan produk selai dan puding terbaik Rusia kepada Presiden Soekarno secara berkala. Perlakuan spesial Kruschev ini terus membekas dalam ingatan Bung Karno,” tutur cucu Bung Karno itu.
Kemitraan Indonesia-Rusia lebih lanjut pun ditandai oleh ‘Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21 yang ditandatangani oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 April 2003.
Hubungan baik kedua negara juga tercermin antara lain dari pertemuan bilateral pemimpin kedua negara, seperti saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow 30 Juni 2022. Pertemuan itu sebagai rangkaian misi perdamaian Indonesia setelah melakukan kunjungan ke Kyiv, Ukraina.
“Saya sangat mengapresiasi hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Putin di Moskow, antara lain akan memberikan jaminan keamanan logistik pupuk dan pangan, khususnya gandum, dari Rusia dan Ukraina,” jelas Puan.
Puan juga menyinggung tawaran Presiden Putin kepada Indonesia soal partisipasi Rusia dalam proyek transportasi kereta Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur melalui perusahaan Russian Railways. Indonesia saat ini masih menunggu soal kelanjutan dari tawaran Putin untuk mengembangkan transportasi perkeretaapian di ibu kota baru negara.
Ditambahkannya, DPR berharap rencana peningkatan kemitraan kedua negara menjadi mitra strategis dan peluncuran perundingan perdagangan Indonesia dengan Eurasian Economic Forum dapat segera diwujudkan dalam waktu dekat. Puan menyebut Rusia merupakan pasar potensial dan mitra dagang utama di kawasan Eropa Timur dan Tenggara dengan target peningkatan nilai perdagangan mencapai US$ 5 miliar.
Puan berharap hubungan dan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Rusia yang sudah berjalan dengan baik dapat terus ditingkatkan. Terutama dengan memanfaatkan forum kerja sama bilateral yang telah terbentuk dan secara reguler dilakukan pertemuan, seperti Sidang Komisi Bersama Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik, serta Konsultasi Bilateral Bidang Keamanan.
“Saya mendorong kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dengan Rusia. Bagi kami, Rusia merupakan alternatif negara untuk pengadaan atau modernisasi alutsista Indonesia,” ucap Puan. (*)