TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. yang lahir pada 28 September 1947, menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di Kabinet Kerja sejak Juli 2016. Lalu, ia dipilih lagi pada masa Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin periode 2019–2024 sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia. Namun, sebelum sampai di titik sekarang, ia mengalami karier di dunia politik cukup panjang.
Karier Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Pandjaitan memulai kariernya dalam dunia politik pada 1999. Saat itu, Presiden B.J. Habibie mengangkatnya menjadi Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Singapura. Dalam tiga bulan pertama masa jabatannya, ia mampu memulihkan hubungan kedua negara ke tingkatan semula. Kemudian, pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir.
Gus Dur memberikan kepercayaan kepada Luhut sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia (RI). Presiden pada era pemerintahan selanjutnya pun bermaksud untuk mempercayakannya kembali sebagai menteri, tetapi Luhut menolaknya karena ia menjaga etika terhadap Gus Dur.
Pada 31 Desember 2014, Luhut dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia yang pertama oleh Presiden Jokowi. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 12 Agustus 2015, Luhut ditetapkan oleh Presiden menjadi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pada 15 Agustus 2016, Luhut pernah ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagaimana dikutip dari berkas.dpr.go.id.
Luhut Pandjaitan pun pernah mengepalai beberapa program pemerintah, di antaranya Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, dan Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali.
Karier Militer Luhut
Luhut memulai kariernya dalam dunia militer pada 1967. Ia mengasah terlebih dahulu kemampuan kemiliterannya dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat. Tiga tahun kemudian, ia meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada 1970 sehingga meraih penghargaan Adhi Makayasa.
Luhut banyak menghabiskan karier militernya di Kopassandha TNI AD. Di sana, ia dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Ia pun pernah menghadapai Berbagai medan tempur dan menduduki jabatan penting, di antaranya Komandan Grup 3 Kopassandha, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), dan Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Melansir p2k.unkris.ac.id, Luhut pun pernah mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus. Ini menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia. Kemudian, pada 2001, Luhut Pandjaitan mendirikan Institut Teknologi Del di Desa Sitoluama, Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatra Utara.
Perjalanan Bisnis Opung Luhut
Dalam dunia bisnis, ia mulai merintisnya pada 2004 di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. PT tersebut bergerak di sektor pertambangan batu bara, perkebunan (PT Trisena Agro Sejahtera dan PT Adimitra Lestari), kelistrikan (PT Pusaka Jaya Palu Power dan PT Kartanegara energi Perkasa), dan minyak dan gas (PT Energi Mineral Langgeng dan PT Fairfield Indonesia). Selain itu, ada satu perusahaan konsesi yang dipegang Toba Sejahtra Group, yaitu PT Kutai Energi.
Tidak hanya dalam ranah politik, militer, atau bisnis saja, Luhut Pandjaitan juga pernah bermain film dalam judul Sang Perwira (2019), meskipun hanya sebagai kameo saja yang muncul tidak lama.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: 10 Tugas Luhut Binsar Pandjaitan dari Jokowi, terakhir Urus Program Kendaraan Listrik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.