TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai kunjungan Ketua DPP PDIP Puan Maharani ke kantor DPP NasDem hari ini menegaskan bahwa PDIP tak ingin sendirian maju ke arena kontestasi Pilpres 2024. Gerak PDIP yang mulai membangun komunikasi ke partai-partai sedikit-banyak dinilai akan mempengaruhi dinamika koalisi menuju Pilpres 2024.
Sejauh ini poros yang telah terbentuk adalah Koalisi Indonesia Bersatu--bentukan Golkar-PAN-PPP dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bentukan Gerindra dan PKB. Sementara NasDem, sebelumnya sedang menjajaki komunikasi intensif dalam poros Koalisi Gondangdia bersama Demokrat dan PKS.
"Artinya sudah ada dua koalisi formal dan satu koalisi informal prapemilu. Pertanyaan mendasar akhirnya mengemuka, apakah manuver PDIP ini mampu mengubah jumlah poros koalisi yang sementara sudah terbentuk atau sekadar pelengkap poros koalisi yang sudah ada?" ujar Agung lewat keterangan tertulis, Senin, 22 Agustus 2022.
Menurut Agung, latar kondisi ini tercipta karena nalar partai-partai parlemen selain PDIP harus berhadapan dengan presidential threshold sebagai syarat mutlak yang wajib dipenuhi untuk masuk ke arena Pilpres.
Dia mengatakan, praktis semua bermanuver atau bergerak lebih cepat untuk mengamankan tiket agar tak hanya sekedar jadi penonton. Di sisi lain, PDIP untuk menghasilkan kemenangan tiga kali berturut-turut (hattrick) dalam konteks pileg dan pilpres, tak bisa sendirian. "Di titik inilah kepiawaian Puan meretas koalisi dinanti," ujar Agung.
Kata Agung, PDIP mesti cermat di Pemilu 2024. Menimbang realitas politik hari ini, ujar Agung, bisa berulang kondisi Pemilu 1999 saat PDIP menang Pileg, namun kalah di Pilpres sehingga hanya menempatkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai pendamping Presiden Abdurrahman Wahid.
"Dan situasinya mirip dengan kondisi saat ini ketika dalam berbagai temuan rilis lembaga survei kredibel terbaru, bahwa PDIP masih bertengger di peringkat teratas dalam Pemilu Legislatif (Pileg), namun menghadapi
kompleksitas saat berbicara figur capres yang akan diusung karena mengemuka sosok Puan Maharani dan Ganjar Pranowo," ujar dia.
Tiga Poros
Secara teknis, Agung menilai sementara ini kalkulasi politik atas poros yang mungkin mengemuka terbentuk dalam tiga poros. Pertama, saat Puan sebagai Capres, maka kans untuk berkoalisi terbuka ke KIB, karena sampai sekarang belum ada nama resmi yang diajukan sebagai capres maupun cawapres.