TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak terpancing dengan pergerakan Partai Gerindra yang sudah mendeklarasikan calon presiden mereka pada akhir pekan lalu. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) pun menyatakan mereka tak akan buru-buru memutuskan calon presiden yang akan mereka usung pada Pilpres 2024.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan partainya tidak terburu-buru melakukan manuver menuju Pilpres 2024. Basarah pun menyatakan mereka hingga saat ini belum menentukan akan berkoalisi dengan partai mana.
"Kami tidak mau terlalu prematur menentukan formasi kerjasama itu. Banyak agenda bangsa yang bersentuhan dengan masyarakat yang harus dituntaskan. Itu menjadi prioritas PDIP ketimbang agenda elite," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan pada Senin, 15 Agustus 2022.
PDIP, kata Basarah, akan memberikan waktu kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk merenungkan siapa sosok capres yang sekiranya tepat diusung.
"Itu kan hak prerogatif beliau yang diputuskan dalam Kongres PDIP 2019," ujar Wakil Ketua MPR itu.
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyebut partainya bersama dengan Golkar dan PAN yang tergabung dalam KIB juga tidak akan buru-buru mengumumkan capres.
"Kami mau bicara platform dulu lah. Kami tidak ingin koalisi ini cuman bicara nama capres, tanpa ada nilai diusung. Kan yang punya kewenangan konstitusional itu partai politik, maka parpol kok jadi angkutan umum aja. Boleh naik kendaraan kami, tapi ada syaratnya," ujar Arsul.
Arsul kembali menegaskan bahwa KIB membuka peluang yang sama besar untuk memajukan calon dari eksternal maupun internal. Kendati pada akhirnya, kata Arsul partai politik mana pun termasuk yang ada di KIB akan menentukan capres cawapres pertama berdasarkan popularitas, akseptabilitas dan tentu menimbang elektabilitas.
"Ini dalam kasus kalau berandai-andai, mencalonkan tokoh dari luar, maka KIB harus menyodorkan platform. Sederhananya kami mempertimbangkan untuk mengusung anda, tetapi inilah platform kami. Kontrak politiknya harus jelas, tidak hanya pragmatis dapat jatah kabinet sekian. Itu memang tidak terhindarkan, tetapi tidak hanya itu yang kami pikirkan. Kami bicara visi misi di sini," ujar Arsul.
Gerindra mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden mereka pada acara rapat pimpinan nasional akhir pekan lalu. Prabowo menyatakan dirinya bersedia kembali maju karena dukungan dari para kadernya.
Gerindra juga menandatangani kesepakatan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) soal koalisi. PKB sebelumnya juga sudah mendeklarasikan Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden mereka.
Partai Golkar yang tergabung dalam KIB juga sudah menyebut Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden yang akan mereka usung. Sementara PAN baru akan menggelar rapat kerja nasional pada akhir bulan ini. Salah satu agenda dalam Rakernas itu adalah menentukan soal pencalonan presiden.
PDIP sebagai satu-satunya partai yang telah memenuhi persyaratan presidential threshold hingga saat ini belum menentukan siapa yang akan mereka usung. Mereka memiliki dua calon potensial untuk maju sebagai capres, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR Puan Maharani.