INFO NASIONAL -- Dalam Rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-76, Kepolisian Negara Republik Indonesia mengadakan Hoegeng Awards 2022 pada 1 Juli lalu untuk mencari figur polisi teladan. Bagi masyarakat awam, mungkin belum banyak yang mengetahui Hoegeng, sosok yang namanya diabadikan menjadi sebuah nama Awards (penghargaan) oleh institusi kepolisian.
“Beliau sangat mencintai institusi Polri. Legenda itu bernama Jenderal Purnawirawan Hoegeng Iman Santoso, atau yang lebih dikenal Hoegeng,” sebuah prolog mulai menggambarkan sosok Hoegeng pada acara Hoegeng Awards 2022 yang dapat disaksikan ulang melalui kanal Youtube Divisi Humas Polri. “Tak ada yang menampik, Hoegeng menjadi polisi teladan dengan sikap kejujuran dan tulus melayani masyarakat,” lanjut prolog itu.
Hoegeng Iman Santoso lulus dari sekolah kepolisian pada tahun 1944. Karier di kepolisian Hoegeng terbilang mulus. Dia pun sempat mengemban sederet jabatan penting, bahkan di instansi sipil negara. Saat menjadi Kapolri, Hoegeng banyak melakukan beberapa pembenahan. Khususnya terkait struktur organisasi di tingkat Mabes Polri.
Selain itu, di bawah kepemimpinannya peran polri dalam peta organisasi internasional semakin aktif. Jenderal Hoegeng mengakhiri masa baktinya sebagai Kapolri pada 2 Oktober 1971. Jenderal Hoegeng sangat memegang teguh prinsipnya baik karier di kepolisian maupun kehidupan sehari-hari.
“Almarhum itu tidak pernah melihat posisi beliau itu siapa. Walaupun saya kepala Kepolisian Republik Indonesia, saya hanya polisi biasa,” kenang cucu Hoegeng, Krisnadi Ramajaya Hoegeng menirukan ucapan Eyangnya.
Menurut dia, Hoegeng selalu memposisikan sebagai polisi. “Polisi itu adalah melayani, mengayomi, melindungi. Itu tugas utama polisi. Beliau sangat mencintai institusi polri,” kata lelaki yang kerap dipanggil Rama itu.
Hoegeng pun, kata Rama, tidak pernah menanggalkan atribut kepolisiannya meskipun ditugaskan di instansi sipil negara. “Beliau ditugaskan menjadi Kepala Jawatan Imigrasi Republik Indonesia. Beliau dijadikan Menteri Iuran Negara. Beliau dijadikan Menteri Sekretaris Kabinet, beliau tidak pernah menanggalkan atribut kepolisiannya, selalu.” Bahkan, lanjut Rama, batu nisan almarhum pun yang tertera hanya satu lambang Tribrata.
Rama menuturkan, ada tiga ‘senjata’ yang digunakan Hoegeng dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari. “Satu, berikan contoh,” kata Rama. Menurutnya contoh itu diberikan dari atas ke bawah. Kemudian, lanjut dia, kedua yaitu ucapan. Menurutnya ucapan harus konsisten, jika mengatakan A maka A. Kalimat yang digunakan pun harus mudah dimengerti dan dipahami.
“Ketiga, sentuhan dan turun ke bawah. Jadi sentuhan itu, memberi tahu langsung jangan seperti itu enggak baik. Itu senjatanya lebih masuk ke jantung hati,” ujar dia. (*)
Rama pun selalu mengingat pesan sang kakek untuk menjadi orang yang baik. “Memang baik menjadi orang penting tetapi lebih penting menjadi orang baik, itu yang selalu diingat banyak orang. Menurut dia, orang penting itu ada masanya, sementara orang baik selamanya.”
Menjaga nama baik dan kejujuran, merupakan peninggalan yang paling dikenang dan diterapkan turun temurun dalam kehidupan Hoegeng. Hoegeng menilai kejujuran ditempatkan pada posisi fundamental. Jauh di atas jabatan dan kekayaan. Melalui Hoegeng Awards diharapkan Polri dapat meneladani sosok Hoegeng agar terus berupaya menjadi institusi yang memberikan pengayoman kepada masyarakat. (*)