TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan menggelar pertemuan bilateral dengan lima pemimpin negara di dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G7 di Jerman. Jokowi sudah bergerak dari penginapan di Hotel Mandarin Oriental, Munich, menuju lokasi acara di Schloss Elmau, Pegunungan Alpen, Bavaria, Senin, 27 Juni 2022.
"Presiden Jokowi juga diawalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara," demikian tertulis dalam keterangan resmi Istana, Senin, 27 Juni 2022.
G7 merupakan kelompok negara-negara maju yang beranggotakan Jerman, Prancis, Kanada, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat. Uni Eropa juga masuk di dalamnya. Selain Indonesia, Jerman yang jadi Ketua KTT G7 juga mengundang Argentina, India, Senegal, dan Afrika Selatan. Seperti halnya Jokowi, para pemimpin negara ini sudah datang di Jerman sejak kemarin.
Adapun pemimpin negara yang akan bertemu Jokowi empat mata yaitu Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Indra Narendra Modi, Presiden Senegal Macky Sail, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Dilaporkan bahwa Jokowi sempat bertemu dengan sejumlah pemimpin negara dan organisasi internasional. Selain bertemu Presiden Macky Sail, Jokowi juga bertemu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgiva, dan Presiden Bank Dunia David Malpass.
Adapun pertemuan bilateral Jokwoi dan lima pemimpin negara tersebut dilakukan usai rangkaian KTT G7. Jokowi akan mengikuti penyambutan resmi oleh Olaf Scholz, sesi pertemuan, hingga jamuan makan malam. Jokowi hadir di KTT G7 mewakili Indonesia sebagai negara mitra di hari kedua. Sedangkan pada hari pertama kemarin, para pemimpin negara G7 sudah lebih dulu melakukan pertemuan dan mengumumkan kesepakatan yang mereka capai.
Salah satunya G7 sepakat meluncurkan proyek pembiayaan infrastruktur global US$ 600 miliar bernama Partnership for Global Infrastructure and Investment selama lima tahun ke depan. Proyek ini diluncurkan untuk negara berkembang demi mengimbangi proyek infrasturktur Cina bernama Belt and Road Initiative. "Saya ingin memperjelas, ini bukan bantuan, bukan dana amal. Ini investasi yang mengahasilkan timbal balik untuk semua orang," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Ahad kemarin.
Baca Juga: Pemimpin G7 Mengejek Citra Macho Putin, Ini Candaan Mereka
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.