TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif pernah meminta keseriusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menteri Kesehatan saat itu Terawan Agus Putranto, dalam menangani pandemi Covid-19. Hal ini Buya Syafii lontarkan setelah 115 dokter dinyatakan meninggal akibat Covid-19 pada tahun 2020.
Cendekiawan muslim bernama lengkap Ahmad Syafii Maarif itu berharap Jokowi tak membiarkan kejadian ini terus berulang dan korban makin bertambah.
"Yang Mulia Presiden Republik Indonesia, sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula," ujar Syafii lewat akun twitter @SerambiBuya, Ahad, 13 September 2020.
Direktur Eksekutif Maarif Institute for Culture and Humanity, Abdul Rohim Ghozali membenarkan pernyataan itu merupakan cuitan Buya Syafii dan mempersilakan dikutip.
Lebih lanjut, dalam cuitannya Buya Syafii meminta Presiden Jokowi memerintahkan kepada Terawan Agus Putranto dan jajarannya untuk berupaya semaksimal mungkin menolong nyawa para dokter ini.
"Jika begini terus, bangsa ini bisa oleng karena kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaannya di garis paling depan. Terima kasih, Pak Presiden," ujar Buya Syafii.
Dalam data yang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) rilis pada 12 September 2020 pukul 11.00 WIB tercatat ada 115, atau bertambah 6 orang dokter dari hari sebelumnya, meninggal di tengah pandemi Covid-19.
Pada Jumat, 27 Mei 2022, pria kelahiran Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau pada 31 Mei 1935 itu wafat di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buya Syafii sempat dirawat di sana sejak 14 Mei 2022 karena mengalami sesak napas.
Buya Syafii Maarif dulunya merupakan seorang jurnalis yang cukup aktif di Majalah Suara Muhammadiyah. Selain dikenal sebagai sosok yang kritis, ia juga dikenal sebagai tokoh yang menjunjung kebinekaan sebagai pemersatu bangsa. Bagi pendiri Maarif Institute ini, untuk mencapai persatuan nasional, bangsa harus memahami dan menghormati perbedaan.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca: Ketua Umum PGI Berharap Kelak Buya Syafii Maarif Dianugerahi Gelar Pahlawan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini