TEMPO.CO, Jakarta - Semasa hidup, mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif pernah melontarkan saran hingga kritik kepada pemerintah dan instansinya. Seperti soal KPK, Buya Syafii pernah menyampaikan masukan saat komisi antirasuah itu sedang menggelar seleksi calon pimpinan yang baru.
Menurut cendikiawan muslim itu, KPK harus dipimpin oleh orang baik dan tak bermasalah.
"Orang yang bermasalah, yang ada titik-titik hitam, ya jangan dipilih lah, jangan dipilih. Orang baik masih ada di republik ini. Walau jumlahnya enggak banyak. Masih ada orang baik itu," katanya dalam Dialog Kanal KPK di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2019.
Namun, Buya Syafii mengakui bahwa memilih orang yang benar-benar baik dalam memimpin lembaga bukan hal mudah. Hal ini lantaran kultur politik Indonesia yang belum tentu memilih orang baik. Padahal, politisi menurutnya adalah pilar demokrasi.
Menurut Buya Syafii, politisi saat ini justru hanya memikirkan Pemilu 2024. "Lalu saya tanyakan, yang pikirkan bangsa dan negara ini siapa?" katanya.
Untuk itu Buya Syafii berharap, KPK termasuk lembaga yang memikirkan bangsa dan negara agar dapat bertahan menyelesaikan banyak persoalan.
Pria bernama lengkap Ahmad Syafii Maarif itu wafat pada Jumat 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buya Syafii sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, sejak 14 Mei 2022 karena mengalami sesak napas.
Buya Syafii Maarif dulunya merupakan seorang jurnalis yang cukup aktif di Majalah Suara Muhammadiyah. Selain dikenal sebagai sosok yang kritis, ia juga dikenal sebagai tokoh yang menjunjung kebinekaan sebagai pemersatu bangsa. Bagi pendiri Maarif Institute ini, untuk mencapai persatuan nasional, bangsa harus memahami dan menghormati perbedaan.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca: Ketua Umum PGI Berharap Kelak Buya Syafii Maarif Dianugerahi Gelar Pahlawan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini