INFO NASIONAL - Apakah Indonesia kita hari ini sudah sesuai dengan cita-cita reformasi. Jawabannya relatif, tergantung apakah cara pandang kita optimistis atau pesimistis.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dalam pesannya di acara Halal Bi Halal Muhammadiyah, "Semangat Reformasi Perlu Dibarukan Kembali," di Jakarta, Minggu, 22 Mei 2022.
Menurut Zulhas, ia percaya bahwa jika semua bergerak ke arah yang lebih baik, maka Indonesia pasti lebih baik dari sebelumnya. "Kita mengupayakan semua kebaikan ini bersama-sama. Indonesia digerakkan oleh generasi yang ingin bangsanya lebih baik," ujarnya.
Lebih lanjut Zulhas memaparkan bahwa hari ini jumlah anak muda di Indonesia sudah lebih dari 60 persen dari total penduduk, generasi milenial dan generasi Z. Kebanyakan dari mereka tak mengerti apa itu reformasi, karena tak mengalami atau ketika momen tumbangnya Orde Baru itu terjadi mereka masih kecil. Generasi itu, kutip Zulhas, memiliki alam berpikir yang lebih baru dan kekinian, tidak terjebak romantisme reformasi.
"Rasanya kita perlu narasi baru untuk anak-anak muda ini. Reformasi cukup dikenang, tetapi semangatnya perlu diperbarui dengan spirit zaman sekarang. Reformasi adalah keinginan untuk berubah cepat ke arah yang lebih baik, memperbaiki hal-hal yang buruk. Saat ini saya kira spiritnya harus regenerasi dan inovasi, reformasi harus dibawa ke arah kemajuan-kemajuan," katanya.
Yang harus dikenang dari reformasi, menurut Ketua Umum PAN ini bukan sekadar kemarahan terhadap pemerintah, mahasiswa turun ke jalan, demonstrasi besar-besaran atau meruntuhkan kekuasaan. Reformasi adalah semangat untuk memperbaiki bangsa, semangat untuk bergerak ke masa depan yang lebih baik.
"Sekarang anak muda punya banyak alasan untuk melakukan berbagai hal dengan semangat itu. Mulai dari bergerak memperbaiki kualitas demokrasi, terlibat dalam gerakan penyelamatan dan perlindungan lingkungan, aktif di gerakan sosial untuk kebaikan sesama, hingga menumbuhkan nasionalisme dengan mendukung produk-produk lokal, hingga menggerakkan ekonomi kreatif dan digital," ia menjelaskan.
Menurut Zulhas, setelah 24 tahun sudah reformasi, saatnya reformasi dibarukan lagi semangatnya, jangan tertinggal di 24 tahun yang lalu.(*)