Meski demikian, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, koalisi akan sulit bertahan hingga pemilu 2024. Dia melihat dinamika politik dan permainan politikus yang gencar bermain di penghujung waktu.
“Karena politik itu sifatnya dinamis dan pemain politik handal selalu main di ujung, menjelang pendaftaran capres dan cawapres di September 2023 nanti. Saya melihatnya koalisi sementara saja,” kata Ujang saat dihubungi pada waktu yang sama.
Dia menuturkan, jika Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto diusung sebagai capres, maka PAN dan PPP saat ini perlu menghadirkan sosok cawapres yang memiliki elektabilitas tinggi. Sehingga ke depannya pasangan capres-cawapres koalisi tersebut bisa menjadi kekuatan yang diperhitungkan.
Senada dengan Karyono, tidak menutup kemungkinan juga koalisi bisa menggaet sosok dari non partai atau di luar koalisi saat ini. “Bisa saja terjadi, misalkan Airlngga-Anies atau Airlangga-Ganjar. Namun semuanya masih serba mungkin dan masih belum jelas,” ujarnya.
Mereka dinilai cukup serius...