Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Dokter Sardjito, Cendekiawan Kesehatan yang Meninggal Hari Ini di 1970

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
RSUP Dr. Sardjito. Kredit: Telemedicine
RSUP Dr. Sardjito. Kredit: Telemedicine
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta -Sebagian dari Anda pasti tidak asing dengan nama Rumah Sakit Dr. Sardjito yang berada di Kota Yogyakarta.

Namun, tahukah Anda bahwa sosok di balik nama rumah sakit tersebut adalah seorang sosok pemikir dan pejuang.

Dalam buku Apa dan Siapa Magetan disebutkan bahwa Prof. Dr. M. Sardjito atau dikenal dengan nama Sardjito adalah seorang dokter dan juga pejuang asal Indonesia. Sardjito lahir pada 13 Agustus 1889 di Purwodadi, Kawedanan Magetan, Karesidenan Jawa Timur. Sardjito adalah putra dari seorang guru Bernama Sajit dan karenanya ia dididik untuk disiplin karena ayagnya adalah seorang guru.

Pada 1895 hingga 1901, Sardjito menempuh studinya di Sekolah Rakyat Purwodadi dan Lumajang. Setelah menyelesaikan studinya di Sekolah Rakyat, Sardjito melanjutkan studinya di Sekolah Belanda di Lumajang dan menyelesaikan studinya pada 1907. Selepas menyelesaikan studinya di Lumajang, Sardjito pindah ke Jakarta dan melanjutkan studi di STOVIA, mulai tahun 1907 hingga 1915.

Selepas menyelsaikan studi di STOVIA, Sardjito bekerja sebagai dokter pada sebuah rumah sakit di Jakarta dan satu tahun kemudian ia pindah ke Institut Pasteur Banudng hingga tahun 1920.

Saat bergabung bersama Institut Pasteur Banudng, jiwa Sardjito sebgai seorng peneliti tumubuh ketika ia tergabung ke dalam tim dari Institut Pasteur yang mengadakana penelitian mengenai influenza. Saat itu, influenza menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat.

Selanjutnya, pada 1921, Sardjito pergi ke Belanda untuk memperdalam keilmuannya dalam dunia kesehatan. Ia menempuh studi lanjutannya di Fakultas Kedokteran Universitas Amsterdam hingga tahun 1922 dan pada 1923 ia berhasil meraih gelar doctor setelah mempelajari mengenai penyakit-penyakit iklim panas di Leiden.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Patung Sardjito di ruangan khusus Sardjito Museum UGM, Yogyakarta.Tempo/Francisca Christy Rosana

Setelah menempuh studi di Belanda, Sardjito kembali pulang ke Indonesia dan mengabdikan dirinya bagi dunia kesehatan Indonesia. Bahkan, Sardjito berhasil mencatatkan berbagai penemuan penting yang bermanfaat bagi masyarakat seperti obat penyakit batu ginjal dan obat penurun kolesterol. Di samping itu, ia juga berhasil menciptakan vaksin bagi penyakit Tifus, Kolera, Disentri, Stretokoken, dan Staflokoken.

Sardjito juga berkontribusi ketika Revolusi Kemerdekaan. Kala itu, Sardjito membantu para pejuang dengan menciptakan ransum Bernama Biskuit Sardjito yang diberikan kepada para tentara pelajar yang sedang berjuang.

Selepas kemerdekaan, Sardjito juga mengabdikan dirinya bagi pengembangan pendidikan di Indonesia. Ia berperan dalam proses pemindahan Institut Pasteur dari Bandung ke Klaten yang kelak menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Ia juga menjadi rektor pertama Presidein Universeteit atau Universitas Gadjah Mada. Di samping itu, ia juga menjadi rektor ketiga Universitas Islam Indonesia (UII).

Kiprah Sardjito sebagai pejuang, dokter, dan akademisi membuatnya dianugerahi gelar pahalwan nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 8 November 2019. Sardjito menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 Mei 1970 di usianya yang ke-80 tahun. Walaupun, ia sudah tiada, kiprah dan inspirasi Sardjito terus membekas, khususnya bagi para civitas acdemica UGM.

EIBEN HEIZIER
Baca juga : Temui JK, Rektor UGM Bahas Usulan Sardjito Jadi Pahlawan Nasional

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pantai Gesing Gunungkidul Dibangun jadi Pelabuhan Pendaratan Ikan Berbasis Pariwisata

6 jam lalu

Pantai Gesing di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta mulai tahun 2024 ini memiliki pelabuhan pendaratan ikan atau PPI. Dok.istimewa
Pantai Gesing Gunungkidul Dibangun jadi Pelabuhan Pendaratan Ikan Berbasis Pariwisata

PPI Pantai Gesing telah selesai dibangun dan diproyeksikan menjadi Tourism Fishing Port atau pelabuhan perikanan berbasis pariwisata.


Jogja Film Academy Gelar Wisuda dan Angkat Isu Kesehatan Mental dalam Karya Film Tugas Akhir

19 jam lalu

Akademi Film Yogyakarta atau Jogja Film Academy (JFA) melaksanakan wisuda ke-3 tahun 2024, pada Selasa, 15 Oktober 2024 di bioskop Empire XXI Cinema, Kota Yogyakarta.  Foto: TEMPO/Michelle Gabriela
Jogja Film Academy Gelar Wisuda dan Angkat Isu Kesehatan Mental dalam Karya Film Tugas Akhir

Bagaimana prosesi wisuda Jogja Film Academy dan isu kesehatan mental yang dibahas dalam berbagai karya tugas akhir wisudawan?


Agak Lain, Jogja Film Academy Gelar Wisuda di Bioskop

20 jam lalu

Akademi Film Yogyakarta atau Jogja Film Academy (JFA) melaksanakan wisuda ke-3 tahun 2024, pada Selasa, 15 Oktober 2024 di bioskop Empire XXI Cinema, Kota Yogyakarta.  Foto: TEMPO/Michelle Gabriela
Agak Lain, Jogja Film Academy Gelar Wisuda di Bioskop

Prosesi wisuda Jogja Film Academy dilakukan di bioskop Empire XXI Cinema, Kota Yogyakarta.


Jelang Kampanye Terbuka, Polisi Petakan Daerah Rawan Gesekan Massa di Kota Yogyakarta

1 hari lalu

Stadion Mandala Krida. Wikipedia
Jelang Kampanye Terbuka, Polisi Petakan Daerah Rawan Gesekan Massa di Kota Yogyakarta

Kampanye terbuka di Kota Yogyakarta akan digelar antara lain pada 3 November, 7 November, dan 23 November 2024.


Kota Yogyakarta Targetkan Dulang 9 Juta Kunjungan Wisatawan sampai Akhir 2024

1 hari lalu

Kampung wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Kota Yogyakarta Targetkan Dulang 9 Juta Kunjungan Wisatawan sampai Akhir 2024

Salah satu upaya untuk mengejar target kunjungan adalah mengoptimalkan 25 kampung wisata di Kota Yogyakarta.


Yogyakarta Garap Zona Kesehatan di Taman Pintar Bareng UGM

1 hari lalu

Taman Pintar Yogyakarta. Dok. Istimewa
Yogyakarta Garap Zona Kesehatan di Taman Pintar Bareng UGM

Zona Kesehatan Taman Pintar Yogyakarta akan menampilkan alat peraga edukasi terkait kefarmasian terkini.


Hujan Angin Landa Sleman, BMKG Yogyakarta Ingatkan Potensi Cuaca Buruk Wilayah Ini

1 hari lalu

Hujan disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan membuat bangunan Kabupaten Sleman mengalami kerusakan Senin sore, 14 Oktober 2024. Dok. BPBD Sleman
Hujan Angin Landa Sleman, BMKG Yogyakarta Ingatkan Potensi Cuaca Buruk Wilayah Ini

Hujan disertai angin kencang mengamuk di Kabupaten Sleman Yogyakarta Senin sore 14 Oktober 2024.


Hujan Lebat dan Angin Kencang Melanda Sleman, Rumah hingga Baliho Ambruk

2 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Hujan Lebat dan Angin Kencang Melanda Sleman, Rumah hingga Baliho Ambruk

BMKG Yogyakarta telah mengeluarkan peringatan dini untuk potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Sleman pekan ini.


Angka Harapan Hidup Tertinggi, Kasus Bunuh Diri di Yogyakarta Juga Tinggi

2 hari lalu

Terapi massal kesehatan mental di UMY Yogyakarta awal Oktober 2024. Dok.istimewa
Angka Harapan Hidup Tertinggi, Kasus Bunuh Diri di Yogyakarta Juga Tinggi

Dinas Kesehatan Yogyakarta menyebut angka kasus bunuh diri tertinggi terjadi di Kabupaten Gunungkidul.


Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Hitam

2 hari lalu

Ilustrasi daun teh buah, daun teh hitam, dan daun teh hijau. Foto: Pixabay.com/Pompi
Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Hitam

Teh hitam mengandung antioksidan dan zat lain yang dapat membantu melindungi jantung dan pembuluh darah.