TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara resmi meluncurkan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2022. Peluncuran tersebut dilakukan secara simbolis dengan memukul kentongan oleh perwakilan unsur ‘Pentaheliks’ penanggulangan bencana, mulai dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, media massa, hingga masyarakat.
Pemukulan kentongan juga sekaligus menjadi penanda bahwa rangkaian HKB 2022 dengan tema 'Keluarga Tangguh Bencana Pilar Bangsa Menghadapi Bencana' dengan pesan utama 'Siap untuk Selamat' mulai dibuka. Akan ada beberapa agenda yang mengacu pada mitigasi dan pengurangan risiko bencana, hingga puncak kegiatan dilaksanakan pada 26 April 2022.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi menjelaskan penyelenggaraan peringatan HKB ini menjadi penting, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana. "Mengutip data The World Risk Index 2021, Indonesia masuk pada peringkat ke 38 dari 181 negara paling rentang bencana," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 Maret 2022.
Lebih lanjut, Prasinta menekankan kesiapsiagaan perlu dibangun sejak dini mulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Merujuk tema yang diusung HKB 2022 ini, Prasinta yakin bahwa kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana akan menentukan besar kecilnya risiko dan dampak bencana yang akan diterima.
“Perlu dibangun dari awal, dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Kesiapan itu akan menentukan besar kecilnya risiko dan dampak bencana yang akan diterima,” katanya.
Selain itu, bicara mengenai penanggulangan bencana, Prasinta menyatakan bahwa hal itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan seluruh pihak. Oleh karena itu, pelibatan unsur ‘Pentaheliks’ dalam hal ini menjadi penting sekali.
Sebab, dia berujar, tanpa adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi termasuk media massa, maka urusan penanggulangan bencana akan sulit dilakukan. "Upaya penanggulangan bencana bukanlah kerja sendiri, melainkan tanggung jawab kita bersama,” tutur Prasinta.
Salah satu unsur dari akademisi, Wakil Rektor Kerja Sama Institut Teknologi Bogor (ITB), Widodo Rahmat, mengungkapkan bahwa mahasiswa dan civitas akademika terus memberikan penguatan terkait pengurangan risiko bencana kepada masyarakat. Caranya dengan turun langsung ke daerah-daerah untuk memberikan edukasi dan sosialisasi.
Selain itu, ITB bersama stakeholder lainnya juga terus mengembangkan inovasi termasuk penelitian yang merujuk pada early warning system, sehingga dapat digunakan pada pengurangan risiko bencana. "Kami selalu mencoba melakukan inovasi-inovasi sehingga early warning system ini akan lebih baik lagi," ujar Widodo.
Dari unsur media massa diwakili oleh JFT Pranata Siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Agus Rusmin. Dia menyatakan bahwa RRI siap menjadi corong diseminasi informasi terkait kebencanaan bagi masyarakat, merujuk pada paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif.
RRI sendiri, Rusmin beruhar, juga telah memiliki program khusus bertajuk ‘Kentongan’ yang memberikan informasi seputar kebencanaan di seluruh Indonesia setiap hari pada pukul 16.00 WIB. "Kami mendukung sekali. Kami akan membuat filler, iklan layanan masyarakan atau promo yang akan menjadi sarana informasi dan edukasi masyarakat terkait penanggulangan bencana,” ujar Rusmin.
Dalam mendukung suksesnya KHB 2022, BNPB juga mengajak berbagai pihak dengan pendekatan Pentaheliks untuk meningkatkan kesiapsiagaan atas bencana alam dan turut berpartisipasi aktif pada puncak kegiatan pada 26 April 2022 pukul 10.00 waktu setempat. Caranya dengan membunyikan alarm seperti sirine, kentongan dan lonceng, yang diikuti dengan latihan simulasi evakuasi mandiri secara serentak.
Baca: Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Fokus Putus Rantai Covid-19