Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memutus Polemik Air Minum Kemasan Galon

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL-Ahli kimia Institut Teknologi Bandung, Ahmad Zainal Abidin mengajak masyarakat untuk lebih memahami bagaimana sebuah proses kimia berjalan. Zainal menggambarkan bagaimana proses kimia bisa mengubah unsur pembentuknya yang berbahaya menjadi senyawa kimia baru yang aman.

Contohnya adalah garam atau natrium klorida (NaCl) sehari-hari dikonsumsi manusia. Jika unsur pembentuk garam  (natrium dan chlor) berdiri sendiri, natrium yang berlebihan masuk ke dalam tubuh dapat membahayakan. Demikian pula dengan efek samping klorida yang dapat merusak ginjal.

“Tapi saat sudah jadi garam, sudah tidak bahaya. Setiap hari kita makan. Bahkan kalau makanan tanpa garam terasa hambar. Nah, demikian juga halnya dengan unsur BPA atau Bisphenol-A. Saat berdiri sendiri memang bahaya untuk tubuh, tetapi ketika sudah menjadi polikarbonat (PC) atau plastik yang digunakan sebagai kemasan galon, tidak berbahaya lagi,” ujar Zainal yang juga pakar polimer, Sabtu, 26 Maret 2022.

Dia mengimbau agar seluruh pihak memahami dulu dasar-dasar keilmuan sehingga tidak menyebabkan kegaduhan di masyarakat. Terutama mengenai polemik keamanan galon untuk air minum dalam kemasan (AMDK).Sebelumnya, penggunaan galon polikarbonat sebagai kemasan minuman yang terkena panas matahari dinilai berisiko memicu peluruhan BPA. “Itu sama saja menjemur kursi plastik. Perlu waktu tahunan kursinya getas, retak. Tidak terjadi jika dijemur sebentar,” kata Zainal.

Menurutnya, produsen AMDK juga sudah memperhitungkan keamanan hingga proses distribusi agar tetap aman saat diterima konsumen. Zainal tidak menampik cahaya matahari mengandung sinar ultra violet saat menerpa galon yang transparan akan menimbulkan reaksi. Namun tidak serta-merta meluluhkan BPA yang menjadi bahan dasar polikarbonat.

Pemilihan polikarbonat sebagai bahan dasar galon air minum karena memiliki sifat tahan panas, keras, kaku, dan mudah dibentuk. Selain itu, BPA juga tidak mudah larut ke dalam air. Saat ini di pasaran beredar galon air kemasan dengan bahan polikarbonat dengan kemasan serta berbahan polietilenatereftalat (PET) dalam berbagai ukuran.  Plastik PC tahan hingga suhu transfer glass (titik leleh) di 150 derajat Celcius, sedangkan PET pada suhu 70 derajat Celcius.

Badan POM, kata Zainal, selalu melakukan uji berkala terhadap setiap produk yang beredar di masyarakat, termasuk galon air kemasan. Selama lima tahun terakhir, hasil uji BPOM menunjukkan migrasi BPA pada galon air kemasan di bawah 0.01 bpj. Sedangkan ambang bawah batas maksimal sebesar 0.6 bpj. “Jadi masih jauh banget,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai ahli polimer, dia pun kerap diminta bantuan untuk memberi masukan. Saat pengujian produk dan kemasannya, tim dari Badan POM akan mengambil sampel dari hulu hingga hilir. “Oh ya, kami uji yang ada di produsen, ada di tengah, sampai ke hasil akhir yang sudah di tangan konsumen,” ujarnya

Dosen dan peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor, Nugraha Edhi Suyatma, menyatakan bukan hanya Badan POM yang telah melakukan penelitian tentang kemasan galon air kemasan.

Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) juga menyatakan belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA, karena data paparan BPA masih terlalu rendah  untuk dapat menimbulkan bahaya kesehatan. “Penelitian internasional lainnya juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA,” katanya.

Bahan kemasan air minum, kata dia, baik yang berbahan PC maupun PET sama-sama memiliki keunggulan sekaligus risiko jika penanganannya tidak benar. Menurut Nugraha, semua air mineral dalam kemasan, baik galon berbahan PC atau PET, air mineral gelas, air mineral botol, sudah teruji aman bagi tubuh.

Bahkan, kata dia, kebiasaan masyarakat menggunakan air isi ulang tidak akan banyak berpengaruh pada ketahanan galon yang dipakai. “Justru yang harus jadi perhatian adalah air yang digunakan untuk isi ulang, karena itu kan tidak ketahuan seperti apa kontrolnya, pengawasannya,” ujar Nugraha. (*)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

25 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Heboh Isu Soal Bromat AMDK, BPOM Diminta Lebih Proaktif Kasih Penjelasan

55 hari lalu

Ilustrasi air dalam kemasan galon. quora.com
Heboh Isu Soal Bromat AMDK, BPOM Diminta Lebih Proaktif Kasih Penjelasan

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menyarankan agar BPOM lebih aktif cek ke lapangan soal bromat di AMDK


YKMI dan MUI Sebut Air Minum Dalam Kemasan Terkandung Bromat Hoaks, Ini Detailnya

56 hari lalu

YKMI dan MUI Sebut Air Minum Dalam Kemasan Terkandung Bromat Hoaks, Ini Detailnya

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) dan MUI meminta publik tidak termakan hoaks tentang isu bromat di air minum dalam kemasan alias AMDK.


Kenali Bromat dalam Dunia Pangan dan Isunya di Air Minum Dalam Kemasan

57 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Kenali Bromat dalam Dunia Pangan dan Isunya di Air Minum Dalam Kemasan

Pakar di Universitas Trilogi Jakarta menilai perlu pengujian analisis berkala air tanah terkait kandungan bromat di air minum dalam kemasan.


Ahli Teknologi Pangan Bicara Viral Bahaya Bromat di Air Minum Dalam Kemasan

19 Februari 2024

Air minum isi ulang. TEMPO/Arif Fadillah
Ahli Teknologi Pangan Bicara Viral Bahaya Bromat di Air Minum Dalam Kemasan

Viral di media sosial mengenai isu bromat yang terkandung pada air minum dalam kemasan.


Konsumen: Klaim Ramah Lingkungan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Menyesatkan

8 November 2023

Pemulung mencari sampah plastik di Sungai Citarum di Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, 22 April 2018. Pemerintah pusat menargetkan air sungai penuh sampah dan limbah ini dapat menjadi bahan baku air minum pada tahun 2025. TEMPO/Prima Mulia
Konsumen: Klaim Ramah Lingkungan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Menyesatkan

Klaim ramah lingkungan dari perusahaan air minum dalam kemasan menyesatkan, kata kelompok konsumen Eropa


Penjelasan Mengenai Kandungan BPA dalam Galon Isi Ulang

30 Oktober 2023

Penjelasan Mengenai Kandungan BPA dalam Galon Isi Ulang

Beredarnya isu terkait keamanan kemasan galon isi ulang dari merek besar di Indonesia cukup menggemparkan masyarakat. Begini penjelasannya.


Danone-Aqua Gunakan Galon Berbahan PET untuk Kemasan Isi Ulang

24 Oktober 2023

Danone-Aqua Gunakan Galon Berbahan PET untuk Kemasan Isi Ulang

Penggunaan galon sekali pakai berjenis PET dinilai lebih aman untuk kesehatan.


AMDK Galon Isi Ulang Terpapar Sinar Matahari, Memicu Mitigasi BPA

21 Oktober 2023

AMDK Galon Isi Ulang Terpapar Sinar Matahari, Memicu Mitigasi BPA

Peluruhan BPA sangat tergantung pada suhu, dan berapa lama galon kemasan air minum isi ulang itu disimpan atau digunakan


Asparminas Perjuangkan Wadah Independen Industri AMDK

1 Oktober 2023

Asparminas Perjuangkan Wadah Independen Industri AMDK

Melalui program-program yang telah dilakukan, Asparminas telah berhasil menempatkan diri sebagai organisasi independen produsen air minum kemasan