TEMPO Interaktif, Jakarta: Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menolak tawaran mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden. Djoko mengaku sama sekali tidak berminat masuk dalam kancah politik.
"Saya tidak berminat untuk masuk atau terjun dalam kancah politik praktis," ujarnya saat konferensi pers usai rapat pimpinan TNI di Markas Besar TNI di Cilangkap Jakarta, rabu (28/01).
Baca juga:
Secara pribadi, Djoko menyampaikan terima kasih atas apresiasi dari PDIP tersebut. Tapi, sebagai prajurit dan Panglima TNI dia menyatakan fokusnya saat ini adalah TNI. "Saya punya obsesi untuk menuntaskan reformasi TNI," ujarnya.
Seperti diberitakan kemarin, nama Djoko dan mantan Kapolri Sutanto sempat muncul dalam bursa calon wakil Megawati.
DPD PDIP DKI mengusulkan nama keduanya karena menilai kedua tokoh ini mampu menjadi pemimpin yang baik. Keduanya dinilai telah berhasil melaksanakan kepemimpinannya dengan sukses di institusi masing-masing.
Baca juga:
Dalam kesempatan itu, Djoko juga kembali menegaskan netralitas TNI dalam Pemilu 2009. "Kami netral dan kami akan menjaga betul netralitas tersebut. Salah satu upaya untuk mempertegas netralitas itu adalah dengan mengeluarkan buku saku untuk prajurit. Dalam buku saku ini dimuat peraturan-peraturan pemilihan umum. "Jadi kalau ada prajurit yang mengaku belum tahu aturan, itu tidak benar".
Sebagai atasan, lanjutnya, dia telah melaksanakan tugasnya dengan memberikan perintah yang tegas. "Perintah sudah tegas, sudah selesai. Sekarang tinggal mengontrolnya," ujarnya.
Djoko juga berpesan kepada masyarakat untuk melaporkan jika ada prajurit yang terlibat dalam kampanye atau kegiatan politik lain.
TITIS SETIANINGTYAS