TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 12 Maret, merupakan hari kelahiran tokoh asal Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Ia dikenal sebagai Bapak Turki, yang berjasa melahirkan Turki sebagai negara modern. Namanya sangat masyhur sebagai tokoh modernisasi dan sekuler Turki karena upayanya memilah antara soal-soal agama dengan pemerintahan.
Mengutip Britannica, Mustafa Kemal Ataturk adalah tentara, negarawan, dan tokoh reformasi pendiri Republik Turki. Ia lahir pada 12 Maret 1881 di Salonika (sekarang Thessaloniki, Yunani) yang saat itu merupakan wilayah Kekaisaran Ottoman.
Mustafa Kemal Ataturk merupakan seorang panglima sekaligus seorang revolusioner yang berperan besar dalam pendirian Republik Turki. Ia adalah presiden pertama Turki, dan reformasinya telah memodernisasi negara itu.
Sebagai presiden, Mustafa Kemal Ataturk memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk memodernisasi Turki. Di antara kebijakan yang ia promosikan adalah emansipasi wanita, penghapusan institusi Islam, serta pengenalan hukum dan budaya barat.
Pada 1935, Mustafa Kemal mendapat nama Ataturk di belakang namanya yang berarti "Bapak negara Turki". Pendiri Republik Turki ini meninggal pada 10 November 1938 di usia 57 tahun, disebabkan kelelahan serta komplikasi dari penyakit sirosis hati yang dideritanya sejak lama.
Meski telah meninggal dunia, penerusnya Ismet Inonu semakin memperkuat sosok Ataturk dengan gambar dan nama dirinya terpampang di hampir semua bangunan publik di Turki. Nama Ataturk juga diabadikan dalam penamaan bangunan penting di seluruh Turki, seperti bandara internasional Ataturk di Istanbul, jembatan, bendungan serta stadion Ataturk.
Sosok yang Menginspirasi Sukarno
Sosok Mustafa pun menjadi inspirasi tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia, termasuk Sukarno. Bung Karno pernah mengulas keberadaan sosok Mustafa Kemal dan nasionalisme Turki secara khusus dalam bukunya yang legendaris Di Bawah Bendera Revolusi.
Dalam buku itu, Soekarno menampilkan sejumlah referensi yang menyanggah bahwa para pemimpin Turki Muda, termasuk Mustafa Kemal, sebagai anti-agama.
Bung Karno menggambarkan bahwa Turki modern berbeda dengan Ottoman. Turki modern merupakan negara yang memisahkan agama dan negara, sehingga negara tidak lagi ikut campur terkait persoalan agama. Agama menjadi urusan manusia, bukan urusan pemerintah.
“Orang mengatakan Turki adalah anti-Islam. Padahal, menurut Frances Woodsmall, Turki sekarang anti-kolot, anti-soal-soal lahir dalam beribadat, tetapi tidak anti-agama,” demikian tulis Bung Karno dalam buku tersebut.
Peran Mustafa Kemal Ataturk dalam memodernisasi Turki memengaruhi pemikiran Soekarno hingga dapat mengkonsepsikan negara Indonesia seperti saat ini. Indonesia menjadi negara yang berlandaskan prinsip kemanusiaan, tanpa mengesampingkan agama. Hak memeluk agama juga telah dijamin oleh Undang-undang.
M. RIZQI AKBAR
Baca: Mengenal Mustafa Kemal Ataturk, Bapak Bangsa Turki yang Dikagumi Soekarno
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.