TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Penanganan Covid-19 Airlangga Hartarto mengatakan masih ada beberapa provinsi yang cakupan vaksinasi dosis pertama di bawah 50 persen.
“Seperti Aceh, Sulawei Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua,” ujar Airlangga dalam konferensi pers usai ratas penanganan Covid-19, Ahad, 27 Februari 2022.
Sementara untuk booster, angkanya masih di bawah 10 persen. Juga cakupan dosis kedua untuk lansia akan dipercepat agar indikatornya mirip dengan di Jawa.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta agar semua orang bisa divaksin lengkap. Karena orang yang paling banyak meninggal adalah orang yang belum divaksinasi atau belum divaksinasi lengkap, dan juga orang yang memiliki komorbid dan lansia.
“Makanya kami menekankan pindah ke topik vaksinasi bahwa vaksinasi lansia dan juga kelengkapan dosis vaksinasi itu merupakan prioritas untuk kita lakukan sama-sama,” tutur Budi.
Sampai sekarang, Budi melanjutkan, sudah ada 344 juta dosis vaksin yang disuntikan. Untuk dosis pertama 190 juta dosis, sekitar 70 persen lebih rakyat Indonesia sudah disuntik. Budi berharap suntikan keduanya juga bisa cepat mengejar angka 70 persen.
Budi menargetkan sebelum lebaran atau akhir April 2022, orang yang sudah dicuntik dua dosis vaksin mencapai 70 persen dari populasi.
“Pesan kami divaksinasi, juga booster sekarang sudah boleh tiga bulan setelah vaksin kedua. Jadi untuk dewasa bukan hanya lansia saja, dewasa sudah boleh,” kata Budi.
Jika sudah tiga bulan divaksinasi lengkap, Budi menyarankan agar segera mengambil vaksin booster. Ia juga meminta agar masyarakat tidak pilih-pilih vaksin. Karena, menurut dia, sama ampuhnya.
“Secara angka ada perbedaan, tapi secara klinis kalau sudah diatas 250, bedanya titer antibodi 7.000 sama 7.200 atau 7.000 atau 8.000 sudah tidak ada artinya, yang penting kalau sudah diatas 250,” ujar Budi.