TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 10 truk polisi dikabarkan datangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, pagi ini Kamis, 10 Februari 2022. Kabar tersebut diinformasikan olah akun Twitter Wadas Melawan yang dimiliki oleh GEMPADEWA (Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas), setelah sempat ricuh kemarin, Rabu, 9 Februari 2022.
“Pagi ini datang lagi 10 truk polisi yang membawa aparat kepolisian bersenjata. Sampai saat ini Wadas masih dikepung ratusan aparat dan preman-preman. Mencekam,” cuit akun tersebut pagi ini, Kamis, 10 Februari 2022.
Peristiwa itu berawal dari penolakan warga Desa Wadas mengenai pengukuran lahan rencana penambangan untuk Bendungan Bener, yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pengukuran itu dilakukan dengan pengawalan ratusan aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol PP, hinga berujung ricuh pada Rabu.
Akun tersebut juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya belum bisa mendokumentasikan banyak bagaimana kondisi di Wadas baik berupa foto maupun video. “Kondisi belum memungkinkan dan demi keselamatan kami semua,” katanya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Iqbal Alqudusy mengatakan 250 personel dikerahkan hari ini. Iqbal mengatakan mereka ditugaskan mendampingi tim Badan Pertanahan Nasional mengukur lahan.
Menurut dia, sebagian besar lahan telah rampung diukur. "Dari ratusan bidang saat ini tinggal 50 bidang yang belum diukur. Sekitar 15 persen dari jumlah keseluruhan. Melihat progresnya, hari ini selesai," kata dia melalui pesan tertulis, Kamis.
Selain mendampingi pengukuran, kata Iqbal, anggota kepolisian juga menggelar aksi sosial di Wadas. Mereka membagikan paket bahan pokok kepada warga.
Sementara, Staf Divisi Kampanye dan Jaringan LBH Yogyakarta, Dhanil Al Ghifary, memberikan gambaran situasi terkini di Desa Wadas. Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga setempat, pagi ini sudah ada beberapa rumah warga Desa Wadas yang didatangi oleh orang tak dikenal. “Mereka dimintai Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) sama dipaksa untuk tanda tangan begitu berkas,” katanya.
Selain itu informasi lainnya adalah beberapa warga juga ikut bersiaga, karena di depan rumah mereka masih dipenuhi aparat kepolisian. “Dan juga orang tak dikenal. Sementara kondisinya seperti itu,” tutur Dhanil.