TEMPO.CO, Jakarta - Pendidikan latihan dasar resimen mahasiswa (Menwa) kembali memakan korban. Seorang mahasiswi Unviersitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta bernama Fauziyah Nabilah meninggal saat kegiatan pembaretan di Bogor, 25 September 2021.
Kasus tersebut mencuat ke publik setelah ratusan mahasiwa UPN Veteran Jakarta berunjuk rasa mendesak kampus menyelidiki kematian Fauziyah.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UPN Veteran Jakarta Ivanno Julius Reynaldi menyatakan mahasiswa meminta rilis kronologi peristiwa itu dari pihak Menwa dan rektorat.
Mereka juga menuntut Menwa bertanggung jawab karena mengizinkan kegiatan pendidikan dan latihan dasar (diksar) tersebut. "Dari Menwa juga bungkam. Bahkan untuk rilis di media sosial mereka, untuk ucapan bela sungkawa saja tidak ada," kata Ivanno di kampus UPN Veteran Jakarta, Selasa 30 November 2021.
MPM UPN Veteran Jakarta juga mengutuk keras tindakan Menwa dalam diksar itu. Ivanno mengatakan ada cacat prosedural dalam kegiatan itu karena tidak ada jaminan hak kesehatan bagi korban.
Menurut Ivanno, kegiatan diksar itu juga terindikasi maladministrasi karena rektorat sebelumnya melarang organisasi mahasiswa melakukan kegiatan tatap muka langsung (offline). “Kami menyimpulkan poin tuntutan tertinggi adalah membubarkan Menwa," ujarnya.
Selain di UPN Jakarta, kasus kematian mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo saat mengikuti Pendidikan Latihan Dasar Menwa juga terjadi. Mahasiswa itu adalah Gilang Endi Saputra dan kematiannya terjadi 24 Oktober 2021.
Kepolisian telah melakukan autopsi atas jasad Gilang dalam penyelidikannya. Hasilnya menyebutkan mahasiswa itu mati lemas karena kekerasan benda tumpul.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Jamal Wiwoho menyatakan pihaknya membekukan kegiatan Menwa usai tewasnya Gilang. Dalam kasus ini, kepolisian telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. Keduanya diduga terlibat tindak pidana secara bersama-sama melakukan dugaan penganiayaan terhadap Gilang hingga menyebabkan kematian.