Rencananya pada 2009 mendatang Sekolah Menengah Kejuruan plus penerbangan ini akan diuji coba di SMK Penerbangan Kartika Aqasa Bhakti Semarang.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Joko Sutrisno menyatakan prospek pendidikan penerbangan sangat bagus, pasalnya kebutuhan akan penerbang di Indonesia sangat tinggi.
Ia memperkirakan dari kebutuhan penerbang yang mencapai 6.000 orang, Indonesia baru bisa memasok sekitar 1.000 orang penerbang saja. Kebutuhan akan teknisi pesawat juga tinggi, sekitar 10.000 orang.
Untuk menjadi penerbang lulusan sekolah menengah harus melamar ke Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug, Kabupaten Tangerang atau melamar ke akademi penerbangan swasta di luar negeri.
Selama ini Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia hanya menampung sekitar 30 siswa setiap tahunnya dan siswa yang diterima kebanyakan lulusan Sekolah Menengah Atas jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
"Lulusan SMK yang diterima di Curug hingga kini hanya dua orang. Padahal instrukturnya banyak yang dari SMK penerbangan. Kalau mau belajar terbang di luar negeri biayanya sangat mahal," kata Joko di kantornya, Rabu (31/12).
REH ATEMALEM SUSANTI