TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan ikut menyelidiki peristiwa keracunan makanan yang dialami warga usai mengikuti takziah di rumah duka, Desa Pakabba. "Masih proses lidik. Kasat Reskrim masih kumpulkan data-data dan lainnya. Saat ini fokus dulu penyelamatan warga," kata Kapolres Takalar Ajun Komisaris Besar Beny Murjayanto, mengutip Antara, Ahad, 3 Oktober 2021.
Menurut Kapolres Takalar, saat ini petugas tengah mendata korban yang menyantap makanan nasi dos atau kotak usai mengikuti takziah di rumah duka almarhum Syahrul pada Rabu malam, 29 September 2021. Petugas mengambil sampel makanan yang dipesan melalui katering untuk diteliti lebih lanjut.
Beny menyebut ada sekitar 55 orang warga yang sudah dibawa ke Puskesmas dan rumah sakit untuk dirawat. "Ada satu orang meninggal di rumah sakit di Makassar," tuturnya.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan Komisaris Besar E. Zulpan menuturkan satu korban dinyatakan meninggal oleh pihak keluarga pada Sabtu, kemarin. "Satu korban, yaitu HR (8 tahun)," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Takalar Rahmawati langsung merespons kejadian keracunan makanan. Tim Dinkes langsung bergerak menjemput warga desa yang terindikasi gejala, seperti demam dan diare akut, bahkan ada warga dipaksa ke rumah sakit agar korban tidak bertambah.
Sebelumnya, pihak keluarga almarhum Syahrul menggelar takziah pada Rabu malam, 29 September 2021 dan menyiapkan 250 nasi dos. Usai takziah warga menerima nasi dos. Ada sebagian warga yang langsung menyantap dan sebagian lainnya dibawa pulang.
Keesokan harinya, Kamis dan Jumat, banyak warga mengalami diare akut hingga demam. Sebagian warga yang diduga mengalami keracunan makanan pergi ke Puskesmas. Salah seorang anak bernama Haeril ikut mengonsumsi makanan itu dan dilarikan ke RSUD Labuang Baji, namun akhirnya tidak tertolong.
Baca juga: 7 Bahan Makanan yang Bisa Bikin Keracunan