TEMPO Interaktif, Jakarta: New media (era media baru) menjadi tuntutan bisnis masa depan di bidang media massa. Perubahan teknologi mendesak manajemen pengelola media dan perilaku sumber daya manusia berbenah.
Hal ini diutarakan dalam diskusi Konvergensi Media; Peluang dan Tantangan New Media di Indonesia yang digelar vivanews.com di Restoran Harum Manis, Jakarta, Selasa (9/12).
Ninok Leksono mengatakan, salah satu perilaku manajemen adalah mengubah orientasi bisnis yang semula, misalnya, didominasi divisi media catak, radio atau televisi juga online, ke depan tak bisa dipisah-pisahkan.
"CEO media mesti berfikir bisnis multimedia. Di sinilah dibutuhkan manajemen mengkonvergensikan divisi bisnis medianya," kata redaktur harian Kompas itu.
Adapun perilaku sumber daya manusia, menurut Ninok, mulai dari distribusi sampai redaksi dituntut untuk berubah. Untuk jurnalis new media, kata dia, tuntutan deadline bukan lagi menjelang koran akan dicetak. "Tapi menjadi continuous deadline, ketika mendapatkan berita jam tujuh pagi, saat itu juga dilaporkan. Tak perlu ke kantor atau menunggu jam sembilan malam," ujar Ninok.
Yang tak kalah penting adalah kecepatan dan akurasi berita. "Cepat, tapi akurasinya kurang akan dijauhi pembaca. Yang dibutuhkan adalah kecepatan berita juga didukung akurasi," Ninok menambahkan.
Konvegensi media akan menjadi persaingan ketat para pelaku usaha. Yang bisa menentukan siapa yang memenangkan bisnis ini, menurut Anindya N Bakrie, adalah bagaimana produk dari media itu dalam membangun konvergensi.
"Pemanfatan teknologi multimedia, misalnya, mampukah memenuhi kebutuhan konsumen pembaca juga pengiklan, yang makin beragam dalam memakai teknologi digital," kata Ketua Komite Tetap Media Komunikasi Kadin itu.
Masa depan bisnis multimedia, kata Anindya, akan ditandai adanya ledakan internet dan pemanfaatan telepon seluler yang sekarang sudah terasa. "Integrasi antara layar televisi, internet, dan telepon seluler merupakan peluang bisnis besar di masa depan."
Budiono, bos detik.com mengatakan bisnis multimedia sangat menjanjikan. Konvergensi tak hanya antarproduk media dalam satu perusaan. Antarperusahaan multimedia konvergensi itu sudah menjadi kebutuhan. "Detik sudah membuktikan itu dan hasilnya sangat besar. Setiap tahun iklan detik naik rata-rata 100 persen," kata dia.
ELIK S